Tag Archive for: Serangan Jantung

Saat Angin Duduk Menyerang, Begini Cara Mengatasi Secara Dini dan Efektif

Saat Angin Duduk Menyerang, Begini Cara Mengatasi Secara Dini dan Efektif

Akurasi.idAngin duduk atau penyakit dengan nama kesehatan angina/angina pektoris ini merupakan salah satu penyakit berbahaya yang kerap dianggap remeh. Penyakit yang menyerang dada ini menimbulkan nyeri hebat karena jantung kekurangan pasokan darah. Angin duduk menyerang dengan tiba-tiba.

Dalam keadaan tertentu, angin duduk menyerang siapa pun dan kapan pun. Namun jangan khawatir, IDN Times sudah merangkum dari beberapa sumber tentang beberapa tips atau cara mengobati dan mengatasi angin duduk secara dini dan efektif yang bisa kamu coba. Simak selengkapnya dibawah ini ya!

  1. Hentikan segala aktivitas yang sedang dilakukan

Sangat penting untuk menghentikan semua aktivitas yang sedang dilakukan ketika gelaja angin duduk ini mulai terasa. Hal ini untuk meminimalisir gerakan tubuh agar meringankan otot jantung yang tengah bekerja keras memompa darah.

  1. Segera cek ke dokter

Jika gejala angin duduk seperti nyeri di dada mulai kamu rasakan, sebaiknya langsung datang ke rumah sakit atau puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

  1. Konsumsi obat pengencer darah

Salah satu obat yang dapat dikonsumsi untuk mengatasi penyakit angin duduk ialah obat yang mengandung nitroglycerin. Kandungan zat tersebut berfungsi sebagai penurun tekanan darah dan dapat mengendurkan pembuluh darah.

  1. Konsumsi obat pelebar pembuluh darah

Selain itu, jika obat dengan kandungan nitroglycerin tidak dapat kamu temukan, cobalah konsumsi obat lain yang dapat melancarkan aliran darah seperti aspirin.

Selain membantu melancarkan aliran darah dan melonggarkan penyumbatan yang terjadi, aspirin juga dapat mengatasi nyeri pada jantung.

  1. Oleskan minyak angin di beberapa bagian tubuh

Tidak hanya cara medis, ada juga cara tradisional yang ampuh meredakan nyeri ketika angin duduk menyerang, yakni dengan mengoleskan minyak angin di bagian perut, dada, pinggan, dan punggung. Selain itu, tempatkan 2 botol air hangat di bagian ulu hati agar angin dapat keluar.

  1. Gunakan jaket hangat dan selimut tebal

Jika dirasa angin yang terperangkap dalam tubuh tetap tidak keluar, cobalah meningkatkan suhu tubuhmu hingga mengeluarkan keringat. Menggunakan jaket hangat dan selimut tebal bisa menjadi salah satu pilihannya.

  1. Lakukan posisi telentang

Melakukan posisi telentang merupakan salah satu hal dasar yang harus dilakukan ketika gejala angin duduk mulai menyerang. Posisi menghadap ke atas ini dapat membantu menghilangkan stres dan menambah konsentrasi untuk mengendalikan detak jantung.

Dengan mengetahui cara mengatasi angin duduk secara dini dan efektif setidaknya dapat memperkecil risiko bertambah buruknya keadaan yang dialami. Angin duduk memang bukan jenis penyakit berbahaya yang dapat dideteksi sedini mungkin.

Demikianlah tips kesehatan ini berakhir semoga dapat bermanfaat untuk kamu yang memang sedang membutuhkan informasi ini.  (*)

Sumber: Idntimes.com

Editor: Redaksi Akurasi.id

7 Penyakit Ini Sering Dikira Serangan Jantung

7 Penyakit Ini Sering Dikira Serangan Jantung

Akurasi.id – Walaupun nyeri dada adalah salah satu gejala mencolok dari serangan jantung, tetapi tidak semua nyeri dada timbul karena masalah pada jantung. Ada pula beberapa penyakit yang bisa mengakibatkan ketidaknyamanan di dada, sehingga sering dikira serangan jantung.

Berikut ini akan dibahas beberapa penyakit yang sering dikira serangan jantung karena timbulnya gejala nyeri dada, yang telah dirangkum dari berbagai sumber. Dilansir dari idntimes.com, Jumat (08/10/2021).

  1. Costochondritis

Menurut sebuah tinjauan di jurnal American Family Physician tahun 2009, diperkirakan sekitar 13 hingga 36 persen orang dewasa yang datang ke ruang gawat darurat dengan keluhan nyeri dada akut didiagnosis dengan costochondritis, yakni kondisi peradangan di mana tulang rusuk bertemu dengan tulang rawan.

Umumnya, costochondritis disebabkan oleh infeksi virus hingga cedera dada. Orang yang mengalaminya biasanya merasakan jenis tekanan pada dinding dada dan kelembutan saat menekan area tersebut.

Diagnosis costochondritis dilakukan dengan memeriksa riwayat kesehatan pasien dan pemeriksaan fisik. Untuk nyeri dada akibat costochondritis, rasa sakitnya biasanya menghilang dalam beberapa hari atau minggu. Konsumsi obat penghilang nyeri yang dijual bebas juga dapat membantu.

  1. Pankreatitis

Pankreatitis akut adalah peradangan mendadak pada pankreas, yang terletak tepat di belakang perut. Salah satu gejalanya adalah nyeri perut hebat yang bisa menjalar hingga ke dada. Rasa sakit akibat pankreatitis terasa dalam dan intens.

Menurut National Institutes of Health, pankreatitis sering terjadi saat batu empedu memicu peradangan di pankreas. Saat individu didiagnosis dengan pankreatitis, ia mungkin harus mendapatkan perawatan di rumah sakit selama beberapa hari untuk mendapatkan antibiotik, cairan infus, dan obat pereda nyeri. Dokter juga mungkin akan melakukan pemeriksaan darah, CT scan, atau USG.

  1. Penyakit arteri koroner

Dikutip dari laman Health, penyakit arteri koroner ialah suatu jenis penyakit yang terjadi pada jantung sebagai akibat dari menumpuknya plak di arteri yang memasok darah ke jantung. Lama-lama, timbunan kolesterol yang menumpuk di dinding arteri dapat menghalangi aliran darah dan menyebabkan nyeri dada.

Penyakit arteri koroner dapat menyebabkan serangan jantung mendadak, gagal jantung, dan aritmia jantung. Apabila seseorang didiagnosis dengan penyakit arteri koroner, dokter mungkin akan menjadwalkan untuk operasi bypass.

  1. GERD

Gastroesophageal reflux (GERD) terjadi saat isi perut, termasuk asam lambung, naik ke kerongkongan. Menurut US Enviromental Protection Agency, asam lambung memiliki pH sekitar 2, berada di antara asam baterai dan cuka. Karena asam lambung sangatlah asam, maka ketika asam lambung naik ke kerongkongan, ini dapat menyebabkan sensasi terbakar di belakang tulang dada (heartburn).

Refluks asam sesekali cukup umum dan sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan. Namun, jika kamu mengalaminya dua kali seminggu atau lebih, kamu mungkin menderita GERD.

Apabila tidak diobati, GERD dapat memicu asma, kemacetan dada, dan kondisi yang disebut kerongkongan Barrett, yang dapat meningkatkan risiko individu mengembangkan jenis kanker yang langka.

  1. Herpes zoster

Herpes zoster merupakan jenis infeksi virus yang biasanya menyebabkan ruam yang menyakitkan, tetapi juga dapat menyebabkan nyeri dada, menurut NJ Cardiovascular Institute. Bahkan, nyeri dada akibat herpes zoster dapat berkembang sebelum ruam muncul.

Nyeri dada yang terkait dengan herpes zoster sering terasa seperti nyeri yang tajam. Ruam mungkin muncul beberapa hari setelah individu merasakan nyeri dada.

  1. Fraktur atau ketegangan otot

Tulang rusuk yang memar atau patah, bersama dengan fraktur kompresi, dapat memicu nyeri dada. Individu yang mengalami kerusakan tulang umumnya mengalami rasa sakit yang hebat pada saat cedera.

Aktivitas fisik yang berat dapat menyebabkan otot dan tendon di sekitar tulang rusuk dan dada meregang. Regangan ini kemudian bisa memicu peradangan dan menyebabkan nyeri dada. Jika rasa sakit bertambah parah dengan aktivitas, itu mungkin karena otot yang sakit.

  1. Perikarditis

Dilansir Mayo Clinic, perikarditis ialah pembengkakan dan iritasi pada jaringan tipis yang mengelilingi jantung. Perikarditis kerap memicu nyeri dada yang tajam dan terkadang disertai gejala lainnya. Nyeri dada terjadi ketika lapisan perikardium yang mengalami iritasi saling bergesekan.

Perikarditis umumnya ringan dan dapat hilang tanpa pengobatan. Perawatan untuk kasus yang parah dapat melibatkan obat-obatan dan operasi. Semakin cepat perikarditis didiagnosis dan diobati, maka risiko komplikasi jangka panjang dapat dikurangi.

Memang, nyeri dada tidak selalu menandakan masalah jantung. Namun, sebaiknya segera temui dokter bila kamu mengalami nyeri atau ketidaknyamanan di dada. Nantinya, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk memastikan penyebabnya dan memberi penanganan yang tepat. (*)

Editor: Redaksi Akurasi.id