5 Mitos Kolesterol Kurang Tepat, Perlu Diketahui Kebenarannya
Akurasi.id – Banyak mitos kolesterol kurang tepat yang beredar di masyarakat. Saat mendengar kata “kolesterol”, banyak yang sering kali merujuk pada lemak jahat yang berbahaya. Banyak juga yang menganggap kondisi kolesterol tinggi cuma bisa dialami saat usia tua. Banyak banyak lagi miskonsepsi terkait kolesterol yang tersebar luas di masyarakat.
Di bawah ini akan dijelaskan beberapa mitos kolesterol kurang tepat beserta penjelasan akan kebenarannya. Simak agar kita nggak salah kaprah lagi, ya!
- Mitos: semua kolesterol itu buruk bagi tubuh
Menurut keterangan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), ada jenis kolesterol yang esensial bagi tubuh.
Kolesterol sebetulnya punya peran penting untuk membentuk hormon dan sel tubuh. Kolesterol dibawa melalui peredaran darah oleh suatu protein yang disebut lipoprotein. Nah, ada dua jenis lipoprotein, yaitu:
- Low-density lipoprotein (LDL) atau yang dikenal sebagai kolesterol jahat. LDL adalah lipoprotein yang dominan di dalam tubuh. Kadar LDL yang tinggi akan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
- High-density lipoprotein (HDL) atau alias kolesterol baik. HDL adalah lipoprotein yang membawa kolesterol kembali ke hati. Organ hati kemudian akan membuang kolesterol ke luar tubuh.Tingginya level HDL akan menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke.
- Mitos: kadar kolesterol yang tinggi sering kali menimbulkan gejala
Kolesterol yang tinggi sering kali tidak menimbulkan gejala. Biasanya seseorang tidak tahu punya kadar kolesterol tinggi hingga muncul masalah kesehatan serius seperti stroke atau serangan jantung. Inilah alasan pentingnya untuk kontrol kesehatan minimal tiap 5 tahun sekali.
Pada beberapa orang, kondisi kolesterol tinggi bisa ditandai dengan adanya pertumbuhan jaringan berwarna kuning pada kulit kelopak mata. Ini disebut dengan xantoma, yang merupakan akumulasi kolesterol di bawah kulit.
- Mitos: perempuan tidak perlu khawatir mengalami kondisi kolesterol tinggi
Dilansir Healthline, ada beberapa kondisi yang bisa meningkatkan kadar kolesterol pada perempuan, antara lain:
- Kehamilan
- Menyusui
- Perubahan hormonal
- Menopause
Jadi, perempuan pun tak luput dari ancaman kolesterol tinggi.
Banyak perempuan yang berisiko mengalami kolesterol tinggi dan tidak menyadarinya. Sekitar 45 persen perempuan di atas usia 20 tahun memiliki kolesterol total 200 mg/dl ke atas, yang dianggap tinggi. Namun, survei dari American Heart Association (AHA) menemukan bahwa 76 persen perempuan mengatakan mereka bahkan tidak tahu tentang arti nilai kolesterol mereka, mengutip Johns Hopkins Medicine.
Sebagai informasi, menurut Kementerian Kesehatan RI, kadar kolesterol total yang dianggap normal atau baik adalah <200 mg/dL, sedangkan bila nilainya >240 mg/dL digolongkan tinggi. Kolesterol total merupakan gabungan dari jumlah kolesterol baik, kolesterol jahat, dan trigliserida dalam setiap desiliter darah.
- Mitos: dewasa muda dengan berat badan ideal tidak perlu melakukan pemeriksaan kolesterol
Ini adalah salah satu mitos yang banyak dipercaya banyak orang. Perlu diketahui bahwa kolesterol tinggi bisa menyerang usia berapa pun. Orang yang tubuh atau berat badannya tampak ideal dengan usia kurang dari 40 tahun pun juga perlu rutin melakukan pemeriksaan kadar kolesterol.
AHA merekomendasikan pemeriksaan kolesterol pada orang tanpa faktor risiko. Orang tanpa riwayat keturunan kolesterol tinggi atau risiko lainnya, rekomendasi pemeriksaan kolesterol adalah sebagai berikut.
- Pemeriksaan dilakukan sekali antara usia 9-11 tahun
- Pemeriksaan dilakukan sekali antara usia 17-20 tahun
- Pemeriksaan dilakukan sekali tiap 4-6 tahun pada orang berusia 20 tahun ke atas
Sementara itu, CDC merekomendasikan pemeriksaan kolesterol untuk lebih sering dilakukan pada kondisi berikut ini:
- Punya penyakit jantung
- Ada riwayat keluarga dengan penyakit jantung
- Memiliki diabetes
- Merokok
- Mitos: tidak perlu menjaga pola makan kalau sudah minum obat penurun kolesterol
Lagi-lagi, ini adalah anggapan yang salah! Kadar kolesterol dalam tubuh dipengaruhi oleh apa yang kamu makan dan produksi kolesterol oleh organ hati.
Beberapa obat-obatan penurun kolesterol seperti statin bisa menurunkan produksi kolesterol di organ hati. Namun, kadar kolesterol tetap bisa meningkat jika kamu tidak menerapkan pola makan gizi seimbang.
Setelah mengetahui kebenaran dari mitos seputar kolesterol di atas, jangan salah lagi, ya! Jagalah kadar kolesterol dengan menerapkan pola makan sehat bergizi seimbang, menjaga berat badan tetap ideal, rutin olahraga, tidak merokok, dan batasi konsumsi alkohol.
Bila kamu punya kolesterol tinggi, cara-cara di atas juga bisa dilakukan untuk menjaga kadar kolesterol tetap dalam batas normal serta ikutilah pengobatan dari dokter. (*)
Editor: Redaksi Akurasi.id
Sumber: Idntimes.com