Tag Archive for: Diabetes

5 Masalah Kesehatan Penyebab Gangguan Pendengaran

5 Masalah Kesehatan Penyebab Gangguan Pendengaran

Akurasi.id – Gangguan pendengaran umum terjadi seiring bertambahnya usia, tapi juga kadang dapat dialami oleh individu usia muda. Ada banyak faktor penyebab gangguan pendengaran, salah satunya komplikasi dari berbagai masalah kesehatan. Di bawah ini merupakan sejumlah masalah kesehatan yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran.

  1. Diabetes

Diabetes dapat menyebabkan kerusakan saraf yang mempengaruhi banyak bagian tubuh, seperti tangan, kaki, mata, dan ginjal. Diabetes juga bisa menyebabkan kerusakan saraf pada telinga, menurut keterangan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC).

Dari waktu ke waktu, kadar gula darah yang terlalu tinggi dapat merusak pembuluh darah kecil dan saraf di telinga bagian dalam. Gula darah rendah juga bisa mengganggu cara sinyal saraf berjalan dari telinga bagian dalam ke otak. Kedua jenis kerusakan saraf dapat menyebabkan kehilangan pendengaran.

  1. Meniere

Meniere adalah masalah yang terjadi pada telinga bagian dalam. Penyebab penyakit ini tidak diketahui, tetapi biasanya terjadi pada individu yang berusia antara 30 dan 50 tahun. Dijelaskan dalam laman American Speech-Language-Hearing Association, seseorang yang mengalami penyakit ini akan sering mengalami gangguan pendengaran sensorineural, pusing, dan dering di telinga.

Orang dengan Meniere juga kadang mengalami kepekaan terhadap suara keras. Masalah kehilangan pendengaran sering datang dan pergi, tetapi seiring waktu beberapa di antaranya menjadi permanen.

  1. Autoimmune inner ear disease (AIED)

Sel-sel kekebalan selalu berjaga-jaga terhadap kuman yang mencoba menyerang tubuh. Autoimmune inner ear disease (AIED) adalah kondisi langka saat sistem kekebalan salah mengira sel-sel di telinga bagian dalam sebagai virus atau bakteri, yang kemudian membuat sel-sel kekebalan menyerang sel-sel telinga bagian dalam, dikutip dari laman WebMD.

AIED menyebabkan penderitanya mengalami gangguan pendengaran yang dimulai di satu telinga dan kemudian menyebar ke telinga lainnya. Ini mungkin memakan waktu berminggu-minggu, atau bisa terjadi selama beberapa bulan.

Gejala lain dapat meliputi:

  • pusing atau masalah dengan keseimbangan,
  • rasa penuh di telinga,
  • tinnitus,
  • vertigo.
  1. Neuroma akustik

Neuroma akustik atau yang juga dikenal sebagai schwannoma vestibular, adalah tumor non-kanker yang berkembang secara lambat pada saraf utama yang mengarah dari telinga bagian dalam ke otak. Dilansir laman Mayo Clinic, cabang-cabang saraf ini secara langsung memengaruhi keseimbangan dan pendengaran, dan tekanan dari neuroma akustik dapat menyebabkan gangguan pendengaran, telinga berdering, dan ketidakstabilan.

Tanda dan gejala umum neuroma akustik meliputi:

  • Gangguan pendengaran, biasanya memburuk secara bertahap selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun;
  • Tinnitus di telinga yang terkena;
  • Ketidakstabilan atau kehilangan keseimbangan;
  • Vertigo;
  • Wajah mati rasa dan kelemahan atau kehilangan gerakan otot.
  1. Otosklerosis

Otosklerosis ialah kondisi di mana terdapat pertumbuhan tulang yang tidak normal di dalam telinga. Dijelaskan dalam laman National Health Service, otosklerosis adalah penyebab umum gangguan pendengaran pada orang yang masih muda.

Gangguan pendengaran yang disebabkan oleh otosklerosis berkisar dari ringan hingga berat. Namundalam kasus yang sangat jarang bisa menyebabkan tuli total.

Pendengaran biasanya memburuk secara bertahap selama berbulan-bulan atau beberapa tahun, dan dapat terus memburuk jika tidak diobati. Jika ditangani dengan alat bantu dengar atau pembedahan, gangguan pendengaran biasanya dapat berhasil diobati.

Sangat penting bagi orang-orang yang mengalami masalah kesehatan di atas atau gangguan pendengaran untuk berbicara dengan dokter dan audiolog agar akar masalah segera diatasi dan gangguan pendengaran tidak menjadi permanen. (*)

Editor: Redaksi Akurasi.id

Sumber: Idntimes.com

 

 

 

5 Penyebab Badan Terasa Lelah setelah Makan

5 Penyebab Badan Terasa Lelah setelah Makan

Akurasi.id – Apakah badanmu terasa lelah setelah makan? Bagi beberapa orang mungkin ini tak masuk akal, karena umumnya setelah makan tubuh akan bertenaga. Namun, lelah setelah makan bisa dialami beberapa orang. Bahkan, ini bisa menandakan adanya kondisi atau penyakit tertentu.

Jika dibiarkan terus-menerus, ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Nah, buat kamu yang terasa lelah setelah makan, simak penjelasan berikut ini, ya!

  1. Siklus pencernaan

Tubuh memerlukan energi untuk bisa berfungsi dengan baik. Mulai dari olahraga hingga bernapas, itu semua memerlukan energi. Energi ini diperoleh melalui makanan yang akan dicerna oleh sistem pencernaan. Selain memecah makanan menjadi sumber energi, siklus pencernaan kita juga memicu segala macam respons di dalam tubuh.

Mengutip Healthline, hormon seperti cholecystokinin (CCK), glukagon dan amylin akan dilepaskan untuk meningkatkan rasa kenyang, meningkatkan gula darah, dan memproduksi insulin untuk digunakan sebagai energi. Tak hanya itu, ada pula hormon yang menyebabkan rasa kantuk, yaitu serotonin. Karena berbagai aktivitas ini, tak heran tubuh bisa mengalami lelah setelah kamu makan.

  1. Hati-hati diabetes!

Mengutip Livestrong, sering merasa lelah setelah makan bisa menjadi pertanda adanya masalah dalam tubuh. Salah satunya adalah diabetes. Diabetes adalah kondisi yang memengaruhi produksi insulin di dalam tubuh, yang mana insulin dibutuhkan untuk mengontrol kadar gula darah.

Pada saat makan, tubuh akan mulai menyimpan gula di dalam sel. Namun, bagi orang-orang dengan diabetes, tubuh tidak mampu memproduksi insulin dengan cukup, sehingga tubuh kesulitan untuk mengontrol berapa banyak kadar gula yang harus disimpan. Lonjakan kadar gula darah inilah yang akan membuat seseorang merasa lelah atau lemas setelah makan.

  1. Mengonsumsi terlalu banyak makanan dengan kandungan asam amino triptofan

Asam amino triptofan berfungsi untuk memproduksi serotonin di dalam tubuh. Serotonin adalah neutrotransmiter yang bertugas untuk membantu kamu bisa tidur. Nah, bisa jadi salah satu alasan kenapa seseorang bisa merasa lelah setelah makan adalah karena baru saja mengonsumsi makanan yang mengandung triptofan.

Dilansir Healthline, asam amino triptofan ditemukan dalam makanan yang mengandung protein tinggi. Beberapa makanan yang mengandung triptofan adalah bayam, kedelai telur, keju, tahu, dan ikan.

Menurut National Academy of Sciences, jumlah triptofan yang direkomendasikan untuk orang dewasa dalam satu hari adalah sebanyak 5 mg per 1 kg berat badan orang tersebut. Misalnya, bila berat badanmu 68 kg, maka batas konsumsi triptofan tiap harinya adalah sekitar 340 mg.

  1. Tidak memiliki waktu tidur yang cukup

Sudah diketahui secara luas kalau kurang tidur bisa menyebabkan badan kita lelah. Meskipun kamu sudah makan makanan bergizi, tetapi bukan berarti bisa mengabaikan waktu tidur. Apalagi, jika kamu makan dengan porsi besar, maka badan akan makin terasa lelah, yang pada akhirnya membuatmu lelah dan mengantuk.

Dilansir Mayo Clinic, kita disarankan untuk memiliki waktu tidur yang cukup dan berkualitas, mampu mengelola stres dengan baik, dan rutin berolahraga. Kalau kamu punya masalah tidur, ada baiknya untuk menghindari tidur pada siang hari. Bila memang masalah tidur sudah memengaruhi kualitas hidup, baiknya konsultasikan ke dokter, atau ke psikolog atau psikiater bila ada kondisi mental yang mendasarinya.

  1. Memiliki alergi atau intoleransi makanan

Adanya intoleransi atau alergi terhadap suatu jenis makanan dapat membuat seseorang merasa lelah setelah ia makan makanan tersebut. Ini karena reaksi yang ditimbulkan oleh makanan tersebut dapat memengaruhi kinerja dari saluran pencernaan atau fungsi tubuh lainnya, di mana saluran pencernaan atau fungsi tubuh lainnya akan bekerja ekstra untuk melindungi tubuh dari efek samping dari makanan yang dikonsumsi.

Itulah beberapa penyebab kenapa tubuh bisa lelah setelah makan. Memiliki gaya hidup sehat akan sangat berpengaruh bagi kesehatan. Terapkan pola makan sehat bergizi seimbang, rutin olahraga, tidur cukup, dan kelola stres dengan baik.

Bila kamu cukup sering merasa lelah setelah makan, tak ada salahnya untuk memeriksakan diri ke dokter agar bisa diketahui dengan jelas penyebabnya. (*)

Editor: Redaksi Akurasi.id

Sumber: Idntimes.com

 

 

 

Ingin Diet namun Diabetes, Ini Tips Menjaga Pola Makan bagi Diabetesi

Ingin Diet namun Diabetes, Ini Tips Menjaga Pola Makan bagi Diabetesi

Penderita diabetes yang sedang menjalankan diet biasanya akan sedikit mengalami kesulitan saat menentukan menu makanan. Sebab, merasa cemas kadar gula akan naik dan memperparah keadaan. Namun, ada tidak perlu khawatir sebab ada beberapa tips menjaga pola makan untuk diabetesi.

Diabetesi juga memerlukan asupan makanan. Selain itu, kadang tetap ingin menikmati berbagai macam hidangan.

Ingin Diet namun Diabetes, Ini Tips Menjaga Pola Makan bagi Diabetesi

jovee.id

Berikut Tips Menjaga Pola Makan bagi Diabetesi

Meskipun menderita diabetes, namun tetap membutuhkan nutrisi seimbang dalam diet ketat. Jadi, anda dapat mempelajari asupan makanan apa saja yang boleh dan tidaknya untuk penderita diabetes.

Ketahui Nilai Indeks Glikemik Makanan

Hal tersebut sangat penting karena dapat meningkatkan resiko gula darah semakin tinggi. Indeks glikemik merupakan takaran nilai untuk mengukur tingkat gula darah yang meningkat karena makanan.

Lonjakan gula darah akan berbahaya bagi diabetesi bila nilai indeks glikemik tinggi. Misalnya saja roti, pasta dan nasi putih mengandung indeks glikemiks tinggi.

Tingkatkan Asupan Sayur dan Buah

Buah dan sayur merupakan jenis makanan yang kaya mineral, vitamin, serat dan antioksidan. Jadi, tips menjaga pola makan  untuk diabetesi dapat mengkonsumsinya.

Mengkonsumsi serat dapat memperlambat pencernaan menyerap gula. Jadi para diabetesi dapat menyeimbangkan gula darah bila banyak makan sayur dan buah.

Sayuran yang bagus untuk diabetesi adalah bayam, wortel, paprika dan kubis. Sedangkan contoh buah yang banyak memiliki serat adalah pir, melon dan blueberry.

Rajin  Olahraga

Aktivitas fisik untuk penderita diabetes sangat dianjurkan. Jika mampu, maka olahraga bisa dilakukan tiga kali dalam satu minggu. Kemudian untuk durasinya adalah satu jama.

Olahraga yang dianjurkan adalah berengan, jogging, lari, senam dan bersepeda.

Untuk penderita diabetes yang mengalami obesitas sebaiknya memperhatikan cara diet yang seimbang. Sebaiknya jangan melakukan diet ekstrim, sebab akan beresiko hipoglikemia atau penurunan kadar gula darah yang berlebihan.

Kondisi tersebut dapat membahayakan pasien penderita diabetes. Prinsip diet dari penderita diabetes adalah pola hidup sehat. Kemudian perhatikan tips menjaga pola makan untuk diabetesi dengan baik dan benar serta berkelanjutan.