5 Masalah Kesehatan Penyebab Gangguan Pendengaran

5 Masalah Kesehatan Penyebab Gangguan Pendengaran

Akurasi.id – Gangguan pendengaran umum terjadi seiring bertambahnya usia, tapi juga kadang dapat dialami oleh individu usia muda. Ada banyak faktor penyebab gangguan pendengaran, salah satunya komplikasi dari berbagai masalah kesehatan. Di bawah ini merupakan sejumlah masalah kesehatan yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran.

  1. Diabetes

Diabetes dapat menyebabkan kerusakan saraf yang mempengaruhi banyak bagian tubuh, seperti tangan, kaki, mata, dan ginjal. Diabetes juga bisa menyebabkan kerusakan saraf pada telinga, menurut keterangan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC).

Dari waktu ke waktu, kadar gula darah yang terlalu tinggi dapat merusak pembuluh darah kecil dan saraf di telinga bagian dalam. Gula darah rendah juga bisa mengganggu cara sinyal saraf berjalan dari telinga bagian dalam ke otak. Kedua jenis kerusakan saraf dapat menyebabkan kehilangan pendengaran.

  1. Meniere

Meniere adalah masalah yang terjadi pada telinga bagian dalam. Penyebab penyakit ini tidak diketahui, tetapi biasanya terjadi pada individu yang berusia antara 30 dan 50 tahun. Dijelaskan dalam laman American Speech-Language-Hearing Association, seseorang yang mengalami penyakit ini akan sering mengalami gangguan pendengaran sensorineural, pusing, dan dering di telinga.

Orang dengan Meniere juga kadang mengalami kepekaan terhadap suara keras. Masalah kehilangan pendengaran sering datang dan pergi, tetapi seiring waktu beberapa di antaranya menjadi permanen.

  1. Autoimmune inner ear disease (AIED)

Sel-sel kekebalan selalu berjaga-jaga terhadap kuman yang mencoba menyerang tubuh. Autoimmune inner ear disease (AIED) adalah kondisi langka saat sistem kekebalan salah mengira sel-sel di telinga bagian dalam sebagai virus atau bakteri, yang kemudian membuat sel-sel kekebalan menyerang sel-sel telinga bagian dalam, dikutip dari laman WebMD.

AIED menyebabkan penderitanya mengalami gangguan pendengaran yang dimulai di satu telinga dan kemudian menyebar ke telinga lainnya. Ini mungkin memakan waktu berminggu-minggu, atau bisa terjadi selama beberapa bulan.

Gejala lain dapat meliputi:

  • pusing atau masalah dengan keseimbangan,
  • rasa penuh di telinga,
  • tinnitus,
  • vertigo.
  1. Neuroma akustik

Neuroma akustik atau yang juga dikenal sebagai schwannoma vestibular, adalah tumor non-kanker yang berkembang secara lambat pada saraf utama yang mengarah dari telinga bagian dalam ke otak. Dilansir laman Mayo Clinic, cabang-cabang saraf ini secara langsung memengaruhi keseimbangan dan pendengaran, dan tekanan dari neuroma akustik dapat menyebabkan gangguan pendengaran, telinga berdering, dan ketidakstabilan.

Tanda dan gejala umum neuroma akustik meliputi:

  • Gangguan pendengaran, biasanya memburuk secara bertahap selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun;
  • Tinnitus di telinga yang terkena;
  • Ketidakstabilan atau kehilangan keseimbangan;
  • Vertigo;
  • Wajah mati rasa dan kelemahan atau kehilangan gerakan otot.
  1. Otosklerosis

Otosklerosis ialah kondisi di mana terdapat pertumbuhan tulang yang tidak normal di dalam telinga. Dijelaskan dalam laman National Health Service, otosklerosis adalah penyebab umum gangguan pendengaran pada orang yang masih muda.

Gangguan pendengaran yang disebabkan oleh otosklerosis berkisar dari ringan hingga berat. Namundalam kasus yang sangat jarang bisa menyebabkan tuli total.

Pendengaran biasanya memburuk secara bertahap selama berbulan-bulan atau beberapa tahun, dan dapat terus memburuk jika tidak diobati. Jika ditangani dengan alat bantu dengar atau pembedahan, gangguan pendengaran biasanya dapat berhasil diobati.

Sangat penting bagi orang-orang yang mengalami masalah kesehatan di atas atau gangguan pendengaran untuk berbicara dengan dokter dan audiolog agar akar masalah segera diatasi dan gangguan pendengaran tidak menjadi permanen. (*)

Editor: Redaksi Akurasi.id

Sumber: Idntimes.com

 

 

 

5 Cara Self Healing Meski di Rumah Saja

5 Cara Self Healing Meski di Rumah Saja

Akurasi.id – Ketika seseorang yang aktif kegiatan di luar rumah, mendadak harus bekerja secara WFH. Kondisi tersebut tentu menjadi tekanan bagi sebagian orang, sehingga membuatnya menjadi stres. Apakah kamu tengah mengalami masa tersebut? Berikut ada beberapa cara self healing yang bisa dicoba meski di rumah saja.

  1. Membaca buku

Kegiatan membaca buku adalah sebuah kesenangan atau hobi bagi seseorang. Tak jarang kegiatan tersebut dapat menjadi alternatif dalam menyembuhkan luka. Dikutip dari Fimela.com, Dr. David Lewin mengatakan bahwa hanya 6 menit saja waktu yang dibutuhkan untuk melupakan semua masalah dan kegelisahan dengan membaca buku. Terdapat hiburan tersendiri yang akan kamu peroleh saat membaca buku yang disukai.

Pilihlah bacaan yang memang menarik dan kamu sukai seperti novel, cerpen hingga berbagai tema yang mencuri perhatianmu. Termasuk ke dalam cara cepat dan terbaik dalam self healing, bukan? Kamu bisa membuat perasaan tenang dan nyaman dengan waktu yang singkat.

  1. Menonton serial di TV, film, atau drama

Berikutnya proses penyembuhan yang dapat membuatmu lebih relaks yaitu dengan menonton serial di TV, film atau drama. Kegiatan tersebut dapat memberikan hiburan yang membuatmu lupa akan rasa sakit yang tengah dialami. Menonton juga merupakan bentuk dari penghibur diri ditengah kesepian karena mesti di rumah saja.

Bagi yang sangat menyukai drama atau serial film, hal tersebut sangat efektif untuk dilakukan. Selain dapat membuat pikiran menjadi lebih fresh, kamu juga akan disuguhkan dengan berbagai gendre cerita yang dapat membuat suasana hatimu lebih menyenangkan.

  1. Bermain game

Banyak yang mengatakan jika game dapat diibaratkan sebagai candu yang dapat membuat seseorang tak bisa lepas darinya. Namun, tidak semua opini tersebut benar. Kamu bisa menjadikan game sebagai self healing terhadap diri sendiri. Adanya perlawanan serta kompetisi yang terdapat di dalam game mampu untuk merangsang seseorang untuk menuangkan perasaannya.

Ketika hal tersebut sedang berlangsung, maka semua masalah atau kegelisahan yang tengah dirasakan akan terlupakan. Cara ini juga sangat terbukti dan ampuh untuk sekedar bersenang-senang. Terlebih lagi, jika dilakukan bersama keluarga atau pun teman.

  1. Merawat tanaman

Kegiatan selanjutnya yang bisa kamu terapkan di rumah, yaitu dengan merawat tanaman. Merawat tanaman dapat dipercaya menurunkan tingkat stres yang sedang kamu alami. Dilansir POPSUGAR, seorang konselor kesehatan mental yakni, Jesse Radloff mengatakan bahwa tanaman bisa menghasilkan dampak positif bagi seseorang.

Memungkinkan orang yang berada dalam sebuah ruangan bersama tanaman akan jauh lebih bahagia. Hal tersebut karena tingkat kortisol atau hormon stres menjadi lebih rendah. Oleh karena itu, mulailah dengan menanam tanaman hias di halaman rumah. Lalu menyiramnya tiap pagi dan sore hari agar hari-harimu lebih berwarna.

  1. Memelihara hewan peliharaan

Kamu pencinta binatang? Anjing, kucing, atau hewan lain yang kamu sukai bisa menjadi teman yang dapat membantumu untuk self healing. Hal tersebut bisa kamu lakukan untuk mengalihkan stres yang sedang dirasakan. Hewan atau binatang bisa memberikan efek penenang bagi sang pemiliknya.

Pilih dan rawatlah hewan yang akan kamu jadikan peliharaan di dalam rumah. Beberapa hewan peliharaan mampu membuat jiwa seseorang menjadi jauh lebih tenang dan stabil.

Nah, itulah kira-kira cara self healing yang bisa kamu lakukan. Beberapa cara yang sudah disebutkan mungkin tidak semuanya bekerja secara efektif pada semua orang. Jadi pilih dan terapkanlah cara yang dianggap cocok dengan kondisi yang sedang kamu alami saat ini. (*)

Editor: Redaksi Akurasi.id

Sumber: Idntimes.com

 

 

 

5 Penyebab Badan Terasa Lelah setelah Makan

5 Penyebab Badan Terasa Lelah setelah Makan

Akurasi.id – Apakah badanmu terasa lelah setelah makan? Bagi beberapa orang mungkin ini tak masuk akal, karena umumnya setelah makan tubuh akan bertenaga. Namun, lelah setelah makan bisa dialami beberapa orang. Bahkan, ini bisa menandakan adanya kondisi atau penyakit tertentu.

Jika dibiarkan terus-menerus, ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Nah, buat kamu yang terasa lelah setelah makan, simak penjelasan berikut ini, ya!

  1. Siklus pencernaan

Tubuh memerlukan energi untuk bisa berfungsi dengan baik. Mulai dari olahraga hingga bernapas, itu semua memerlukan energi. Energi ini diperoleh melalui makanan yang akan dicerna oleh sistem pencernaan. Selain memecah makanan menjadi sumber energi, siklus pencernaan kita juga memicu segala macam respons di dalam tubuh.

Mengutip Healthline, hormon seperti cholecystokinin (CCK), glukagon dan amylin akan dilepaskan untuk meningkatkan rasa kenyang, meningkatkan gula darah, dan memproduksi insulin untuk digunakan sebagai energi. Tak hanya itu, ada pula hormon yang menyebabkan rasa kantuk, yaitu serotonin. Karena berbagai aktivitas ini, tak heran tubuh bisa mengalami lelah setelah kamu makan.

  1. Hati-hati diabetes!

Mengutip Livestrong, sering merasa lelah setelah makan bisa menjadi pertanda adanya masalah dalam tubuh. Salah satunya adalah diabetes. Diabetes adalah kondisi yang memengaruhi produksi insulin di dalam tubuh, yang mana insulin dibutuhkan untuk mengontrol kadar gula darah.

Pada saat makan, tubuh akan mulai menyimpan gula di dalam sel. Namun, bagi orang-orang dengan diabetes, tubuh tidak mampu memproduksi insulin dengan cukup, sehingga tubuh kesulitan untuk mengontrol berapa banyak kadar gula yang harus disimpan. Lonjakan kadar gula darah inilah yang akan membuat seseorang merasa lelah atau lemas setelah makan.

  1. Mengonsumsi terlalu banyak makanan dengan kandungan asam amino triptofan

Asam amino triptofan berfungsi untuk memproduksi serotonin di dalam tubuh. Serotonin adalah neutrotransmiter yang bertugas untuk membantu kamu bisa tidur. Nah, bisa jadi salah satu alasan kenapa seseorang bisa merasa lelah setelah makan adalah karena baru saja mengonsumsi makanan yang mengandung triptofan.

Dilansir Healthline, asam amino triptofan ditemukan dalam makanan yang mengandung protein tinggi. Beberapa makanan yang mengandung triptofan adalah bayam, kedelai telur, keju, tahu, dan ikan.

Menurut National Academy of Sciences, jumlah triptofan yang direkomendasikan untuk orang dewasa dalam satu hari adalah sebanyak 5 mg per 1 kg berat badan orang tersebut. Misalnya, bila berat badanmu 68 kg, maka batas konsumsi triptofan tiap harinya adalah sekitar 340 mg.

  1. Tidak memiliki waktu tidur yang cukup

Sudah diketahui secara luas kalau kurang tidur bisa menyebabkan badan kita lelah. Meskipun kamu sudah makan makanan bergizi, tetapi bukan berarti bisa mengabaikan waktu tidur. Apalagi, jika kamu makan dengan porsi besar, maka badan akan makin terasa lelah, yang pada akhirnya membuatmu lelah dan mengantuk.

Dilansir Mayo Clinic, kita disarankan untuk memiliki waktu tidur yang cukup dan berkualitas, mampu mengelola stres dengan baik, dan rutin berolahraga. Kalau kamu punya masalah tidur, ada baiknya untuk menghindari tidur pada siang hari. Bila memang masalah tidur sudah memengaruhi kualitas hidup, baiknya konsultasikan ke dokter, atau ke psikolog atau psikiater bila ada kondisi mental yang mendasarinya.

  1. Memiliki alergi atau intoleransi makanan

Adanya intoleransi atau alergi terhadap suatu jenis makanan dapat membuat seseorang merasa lelah setelah ia makan makanan tersebut. Ini karena reaksi yang ditimbulkan oleh makanan tersebut dapat memengaruhi kinerja dari saluran pencernaan atau fungsi tubuh lainnya, di mana saluran pencernaan atau fungsi tubuh lainnya akan bekerja ekstra untuk melindungi tubuh dari efek samping dari makanan yang dikonsumsi.

Itulah beberapa penyebab kenapa tubuh bisa lelah setelah makan. Memiliki gaya hidup sehat akan sangat berpengaruh bagi kesehatan. Terapkan pola makan sehat bergizi seimbang, rutin olahraga, tidur cukup, dan kelola stres dengan baik.

Bila kamu cukup sering merasa lelah setelah makan, tak ada salahnya untuk memeriksakan diri ke dokter agar bisa diketahui dengan jelas penyebabnya. (*)

Editor: Redaksi Akurasi.id

Sumber: Idntimes.com

 

 

 

Tumbuh Gigi Bungsu, Apakah Harus Dicabut?

Tumbuh Gigi Bungsu, Apakah Harus Dicabut?

Akurasi.id – Apakah kamu pernah mendengar tentang gigi bungsu atau wisdom teeth? Ini adalah gigi yang tumbuh di gusi paling belakang dan merupakan gigi terakhir yang tumbuh. Menurut National Health Service (NHS), gigi bungsu biasanya tumbuh di akhir masa remaja atau di awal usia 20-an. Kondisi tumbuh gigi bungsu ini apakah perlu dicabut?

Problemnya, kadang ruang di mulut sudah penuh, sehingga gigi bungsu tidak bisa tumbuh dengan baik. Tak jarang, gigi bungsu muncul sebagian saja atau justru miring.

Lantas, apakah jika tumbuh gigi bungsu harus dicabut? Apa konsekuensinya jika tidak dicabut? Berikut penjelasannya dilansir dari idntimes.com.

  1. Apa itu gigi bungsu?

Gigi bungsu bukan fenomena langka. Biasanya, gigi bungsu tumbuh di bagian paling belakang mulut, bisa di rahang atas atau bawah. Bagi sebagian orang, gigi bungsu hanya sekadar gigi tambahan, tetapi beberapa beberapa orang lainnya ini bisa sangat menyakitkan.

“Gigi bungsu ini memang tumbuhnya paling terakhir atau paling bungsu. (Sebenarnya) sudah ada benihnya, tunggu waktunya saja dia tumbuh,” ujar drg. Liska.

Mengapa gigi bungsu banyak menyebabkan masalah? Mengingat tumbuhnya paling terakhir, ruang di mulut sudah penuh dari gigi yang muncul lebih dulu. Kemudian, ketika waktunya gigi bungsu tumbuh, hampir tidak tersisa tempat lagi.

  1. Apa gejala yang menyertai tumbuhnya gigi bungsu?

Jika ruang di mulut masih ada dan gigi bungsu tumbuh secara normal, tentu tidak akan menimbulkan masalah. Namun, situasi akan berbeda jika gigi bungsu tidak tumbuh dengan baik seperti miring atau mendesak gigi lainnya.

Menurut drg. Liska, gejala yang menyertai tumbuhnya gigi bungsu adalah muncul rasa sakit, yang menandakan adanya peradangan. Kemudian, muncul bengkak, yang berarti mulai ada infeksi.

“Setelah itu, kita kesulitan membuka mulut karena bengkak dan infeksinya sudah meluas. Kalau tidak bisa membuka mulut, berarti infeksinya sampai memengaruhi otot-otot,” terangnya.

  1. Kapan gigi bungsu harus dicabut?

Gigi bungsu tidak harus selalu dicabut. Menurut drg. Liska, jika gigi tumbuhnya bagus, tempatnya cukup, dan tidak ada keluhan, lebih baik dibiarkan saja. Yang dimaksud dengan “tumbuhnya bagus” adalah posisinya sudah betul di dalam lengkung rahang.

“Namun, jika hasil foto rontgen ternyata benih gigi bungsu tumbuhnya miring dan berpotensi mendorong gigi sebelahnya atau tidak ada tempat lagi di rahang, maka gigi bungsu akan diambil, meskipun belum ada keluhan,” ungkapnya.

American Dental Association menyatakan bahwa pencabutan gigi bungsu mungkin diperlukan jika kita mengalami nyeri atau rasa sakit, infeksi berulang, penyakit gusi atau kerusakan gusi yang luas, kerusakan gigi, hingga tumor dan munculnya kantung berisi cairan atau kista.

  1. Benarkah ada keterkaitan antara gigi bungsu dan penyakit jantung?

Ternyata, ada korelasi antara gigi bungsu dengan jantung. Ini berawal dari gigi bungsu yang tumbuh, tetapi tidak cukup ruang di mulut. Ini membuat gigi yang keluar hanya sebagian saja dan mengakibatkan infeksi atau bengkak.

Karena gigi tidak bisa tumbuh sempurna, gusinya akan menjadi longgar dan rawan menyebabkan penumpukan sisa makanan yang sulit dibersihkan. Lalu, terjadi peradangan gusi karena banyaknya bakteri.

Tidak berhenti sampai di situ, bakteri bisa masuk ke aliran darah yang mengarah ke jantung. Peradangan bisa menginfeksi lapisan dalam jantung dan menyebabkan stroke.

Ketika bakteri mencapai jantung, maka bisa menempel ke area yang rusak dan memicu peradangan. Dilansir Mayo Clinic, ini bisa menyebabkan endokarditis atau infeksi pada lapisan dalam jantung. Sementara itu, menurut American Heart Association, ini bisa menyebabkan aterosklerosis (pembuluh darah tersumbat).

  1. Seperti apa tahap demi tahap pencabutan gigi bungsu?

Penasaran, bagaimana tahap demi tahap pencabutan gigi bungsu? Pertama, kita akan diberi suntikan anestesi lokal untuk mematikan rasa di sekitar gigi. Lalu, gusi akan disayat kecil dan gigi dipotong kecil-kecil untuk memudahkan pencabutan.

Anestesi lokal akan bertahan kurang lebih 2-4 jam sebelum efeknya hilang. Setelah gigi berhasil dicabut, kita mungkin mengalami pembengkakan dan ketidaknyamanan yang berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa minggu.

“Tapi sekali lagi, risiko itu kan bisa terjadi, bisa tidak. Dokter bedah mulut pasti akan mengusahakan yang terbaik supaya tidak terjadi cedera pada saraf, serta meminimalisir trauma dan luka,” jelas drg. Liska. (*)

Editor: Redaksi Akurasi.id

Sumber: Idntimes.com

 

 

 

5 Mitos Seputar Varises yang Kurang Akurat

5 Mitos Seputar Varises yang Kurang Akurat

Akurasi.id – Varises adalah masalah pembuluh darah yang menyebabkan pembuluh darah bengkak. Varises paling sering mempengaruhi kaki, tetapi juga dapat muncul di tempat lain di tubuh. Varises terjadi saat vena yang rusak kesulitan mengangkut darah dari kaki ke jantung. Banyak terdapat mitos seputar varises yang beredar di masyarakat dan harus diluruskan. Apa saja?

Agar kamu tidak salah memahami lagi seputar varises, di bawah ini telah dikumpulkan beberapa mitos seputar varises dari laman Considerable dan Everyday Health. Simak, ya!

  1. Varises tidak berbahaya

Bagi beberapa orang, varises mungkin hanya menjadi masalah kosmetik. Namun, terkadang varises juga dapat menyebabkan rasa sakit dan gatal. Kasus yang lebih parah dapat menyebabkan pembengkakan, dermatitis, dan kulit menebal, terutama saat berdiri dan duduk dalam waktu yang lama. Jadi, varises tidak bisa sepenuhnya dianggap tidak berbahaya.

Varises pada tahap akhir dapat menyebabkan luka terbuka, tetapi kebanyakan pasien tidak sampai ke tahap itu. Hanya 10 persen pasien yang mengalami komplikasi lanjut dari varises.

  1. Menyilangkan kaki menyebabkan varises

Salah satu mitos tentang varises yang banyak dipercayai orang adalah bahwa menyilangkan kaki dapat menyebabkan varises. Faktanya, menyilangkan kaki, memakai sepatu ketat, dan celana ketat tidak menyebabkan varises. Hanya saja, faktor-faktor ini dapat memperburuk varises bagi individu yang sudah memiliki varises.

Faktor yang menyebabkan varises adalah keturunan dan kehamilan, terutama kehamilan berulang. Pada pasien yang sudah memiliki varises, obesitas atau penambahan berat badan dapat memperburuknya. Juga, kendati varises lebih umum terjadi pada orang yang lebih tua dan perempuan, tetapi varises juga dapat terjadi pada laki-laki dan orang yang lebih muda.

  1. Olahraga akan memperburuk varises

Olahraga memberikan efek yang sangat baik bagi berbagi aspek kesehatan, dan tidak ada bukti bahwa orang dengan varises tidak boleh berolahraga. Bahkan, berolahraga baik untuk pembuluh darah di kaki.

Beberapa orang memiliki masalah dengan vena dalam di otot, yang disebut insufisiensi vena dalam. Pada orang dengan insufisiensi vena dalam, berjalan atau melakukan aktivitas yang menggunakan otot betis sangat membantu karena kontraksi mendorong darah naik ke bagian tengah tubuh. Jika kamu memiliki masalah dengan pembengkakan kaki, lakukan latihan pergelangan kaki untuk menjaga kelenturan.

  1. Satu-satunya pilihan pengobatan varises adalah operasi

Operasi memang dapat membantu meringankan varises, tetapi ini bukanlah satu-satunya pengobatan yang tersedia untuk varises. Mengenakan stoking kompresi dapat sangat membantu jika varises tidak mempengaruhi kualitas hidup. Stoking kompresi mengurangi gejala nyeri dan pembengkakan, tetapi tidak mengobati. Ketika pasien melepas stoking kompresi, gejalanya akan kembali dengan cukup cepat.

Pada pembedahan, varises biasanya diobati dengan menghilangkan vena yang terkena dengan anestesi umum. Namun, saat ini ada semakin banyak pilihan berbeda untuk mengobati varises tanpa melibatkan prosedur pembedahan. Beberapa pilihan pengobatan varises lainnya meliputi:

  • VenaSeal: Pengobatan varises dengan mengoleskan lem di dalam vena untuk menutupnya.
  • Varithena: Dilakukan dengan menyuntikkan obat yang merusak lapisan dalam vena dan menutup vena.
  • Clarivein: Sistem di mana kateter dimasukkan yang melepaskan obat dalam lingkar 360 derajat di dalam vena yang terkena sementara alat logam kecil berputar dan merusak vena.
  1. Varises adalah tanda penuaan yang tak terelakkan

Penuaan memang memperburuk varises, tetapi tidak semua orang mendapatkannya. Varises adalah proses degeneratif yang bisa semakin buruk dan menonjol seiring bertambahnya usia. Namun, individu yang masih muda juga bisa mengembangkan varises.

Penyebab utama varises adalah genetik sehingga jika ada anggota keluargamu yang memiliki varises, kamu juga akan mengembangkannya. Selain itu, perubahan kadar hormon juga berperan sebagai faktor risiko varises, misalnya pada ibu hamil.

Setelah membaca informasi ini, harapannya kamu tidak salah paham lagi seputar varises. Agar tidak salah langkah, kamu bisa mendapatkan bantuan dokter untuk mengetahui apa yang dapat kamu lakukan untuk mengatasi kondisimu. (*)

Editor: Redaksi Akurasi.id

Sumber: Idntimes.com

 

 

 

5 Penyebab Gigi Tetap Berlubang Meski Sudah Dirawat

5 Penyebab Gigi Tetap Berlubang Meski Sudah Dirawat

Akurasi.id – Menjaga kesehatan gigi dan mulut merupakan aspek penting yang tak boleh dilewatkan. Perawatan ini bisa meliputi menggosok gigi minimal dua kali sehari, menggunakan dental floss atau benang gigi, serta rutin memeriksakan kesehatan gigi setiap enam bulan sekali. Ingat, kamu juga perlu tahu apa penyebab gigi tetap berlubang walaupun sudah dirawat!

Namun, meskipun sudah rajin menjaga kesehatan gigi, kita tetap bisa mengalami masalah pada gigi seperti gigi berlubang. Gigi berlubang sendiri merupakan kondisi di mana lapisan terluar pada gigi terkikis sehingga membentuk rongga menyerupai lubang. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat berkembang menjadi masalah yang lebih serius.

Selain merawat gigi dan mulut dengan baik, kamu juga perlu memerhatikan berbagai faktor risiko penyebab gigi tetap berlubang. Yuk, simak pemaparannya berikut ini!

  1. Faktor genetik

Menurut keterangan dari American Dentist Association, sebanyak 60 persen kasus kerusakan gigi bisa disebabkan oleh faktor genetik. Ini disinyalir karena gen memegang peranan penting dalam proses pembentukan struktur enamel, produksi saliva atau air liur, serta kekuatan daya tahan tubuh. Dilansir Livestrong, gen juga bisa berpengaruh pada pertumbuhan bakteri di mulut.

Jika keluarga kamu memiliki riwayat permasalahan gigi, seperti gigi berlubang, maka kemungkinan besar kamu bisa mengalaminya juga. Meski begitu, ekspresi gen juga dipengaruhi oleh faktor lainnya, seperti waktu dan faktor lingkungan.

  1. Resesi gusi

Resesi gusi adalah kondisi terbukanya akar gigi akibat penurunan gusi. Banyak orang tidak menyadari bahwa mereka mengalami kondisi ini, sebab proses dan gejalanya berjalan secara bertahap. Salah satu tanda resesi gusi adalah gigi sensitif, sehingga gigi lebih terasa ngilu dari biasanya.

Dikutip WebMD, ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi pada gusi, genetik, metode menggosok gigi yang terlalu kasar, jarang merawat gigi, atau bisa karena perubahan hormon. Gusi yang terkikis tidak bisa tumbuh kembali. Namun, perawatan yang tepat dengan dokter gigi bisa membantu mengembalikan jaringan gusi di sekitar gigi.

  1. Sering menggemeretakkan gigi

Beberapa orang gemar menggemeretakkan, mengatupkan, atau menggesek gigi tanpa disadari. Jika dibiarkan dalam jangka panjang, kondisi yang disebut bruksisme ini merupakan kebiasaan yang dapat menyebabkan komplikasi pada gigi.

Menggemeretakkan gigi memberikan tekanan pada gigi, sehingga rentan merusak struktur gigi dan, pada tingkat yang lebih lanjut, dapat menyebabkan resesi gusi. Biasanya kebiasaan ini dilakukan oleh beberapa orang saat merasa cemas atau dilakukan tanpa sadar saat terlelap.

  1. Pola makan 

Pola makan yang tidak sehat juga berkontribusi terhadap kesehatan gigi dan mulut. Makanan asam, yang meliputi minuman bersoda, cuka, buah jeruk atau lemon, dapat menyebabkan erosi gigi karena memicu hilangnya mineral pada lapisan email.

Selain itu, makanan yang bersifat lengket, seperti selai atau permen lengket, berpotensi memicu perkembangan gigi berlubang, terutama jika residunya tidak dibersihkan dengan sempurna. Dilansir Healthline, kandungan gula pada makanan dan minuman juga dapat berinteraksi dengan bakteri di rongga mulut, sehingga dapat menyebabkan gigi berlubang.

Namun, tak perlu khawatir, kamu tak perlu mengonsumsi makanan tersebut sepenuhnya. Kamu cuma perlu mengurangi konsumsinya dan segera membersihkan gigi minimal 30 menit setelah menyantapnya.

  1. Mulut kering

Orang-orang yang mengalami mulut kering kronis berisiko mengalami gigi berlubang. Mulut yang kering bisa merupakan efek samping permasalahan kesehatan tertentu, yang dapat memicu perkembangan gigi berlubang. Untuk mengatasinya, kamu bisa menggunakan obat kumur yang mengandung alkohol jika kondisinya membuat tidak nyaman.

Demikian lima alasan yang dapat menjadi faktor risiko perkembangan gigi berlubang. Perlu diingat, di samping menjaga kesehatan gigi dan mulut, kamu juga perlu menjaga pola makan serta rutin cek kesehatan gigi ke dokter setidaknya enam bulan sekali. Namun, jika mengalami permasalahan pada gigi, tak perlu menunggu untuk menemui dokter gigi agar mendapat penanganan yang tepat. (*)

Editor: Redaksi Akurasi.id

Sumber: Idntimes.com

 

 

 

Tips Menghilangkan Bau Mulut di Pagi Hari

Tips Menghilangkan Bau Mulut di Pagi Hari

Akurasi.id – Saat terbangun di pagi hari, apakah kamu sering menemukan bau mulut yang cukup mengganggu? Sebagian orang mungkin akan malu memiliki bau mulut di pagi hari, kita pun juga kadang pernah merasakannya. Mau tahu tips menghilangkan bau mulut?

Kebiasaan sehari-hari dan kebersihan mulut adalah penyebab utama. Selain itu, mulut kering, beberapa makanan dan beberapa kondisi kesehatan juga bisa jadi penyebab bau mulut. Untuk mengatasi bau mulut di pagi hari, berikut 5 tips menghilangkan bau mulut di pagi hari biar makin percaya diri. Dilansir dari idntimes.com, Jumat (15/10/2021).

  1. Jangan gunakan obat kumur

Siapa pun tahu jika obat kumur memiliki fungsi untuk menyegarkan napas, tapi efek menyegarkan napas itu hanya berlaku untuk waktu yang singkat. Selain itu, kebanyakan obat kumur mengandung alkohol yang justru mempengaruhi produksi air liur di mulut.

Padahal saat di malam hari, tubuh akan memproduksi sedikit air liur. Sehingga mulut cenderung lebih kering dan menyebabkan sel-sel mati yang menumpuk di gusi, pipi, dan lidah sulit untuk dikeluarkan. Ini menjadi salah satu penyebab bau mulut di pagi hari.

  1. Gunakan minyak kelapa

Di India, penggunaan minyak kelapa sebagai bahan alami perawatan kecantikan adalah hal yang umum sejak ribuan tahun yang lalu. Selain mampu memberikan efek berkilau pada rambut, minyak kelapa juga diklaim mampu memutihkan gigi dan menyegarkan napas.

Dilansir Healthline, untuk cara penggunaannya masukkan satu sendok makan minyak kelapa ke dalam mulut. Lalu kumur-kumur minyak kelapa selama 15 hingga 20 menit. Gunakan metode ini sebagai obat kumur setiap hari sebelum gosok gigi.

Manfaat utama dari minyak kelapa adalah mengurangi jumlah bakteri penyebab bau mulut. Terdapat ratusan jenis bakteri di mulut, sementara sebagian bakteri adalah bakteri baik dan sebagian yang lain tidak. Salah satunya streptococcus mutans yang merupakan bakteri utama pemeran penumpukan plak dan kerusakan gigi yang akhirnya berakibat pada bau mulut.

  1. Sikat lidah

Sebagian orang mungkin sudah tahu jika menyikat lidah sama pentingnya dengan gosok gigi. Sama seperti gigi, lidah juga menjadi salah satu tempat menumpuknya bakteri penyebab bau mulut.

Karena itu, sangat disarankan untuk tidak mengabaikan pentingnya membersihkan lidah dengan menyikat lidah menggunakan sikat gigi yang lembut atau dengan sikat khusus untuk lidah.

Sebuah studi dalam jurnal RUSTIDA tahun 2017, menjelaskan bahwa pembersihan lidah secara teratur memiliki banyak manfaat yakni mampu mengurangi hilatosis (bau mulut), mencegah penyakit periodontal, mencegah timbulnya penyakit sistemik, serta mengaktifkan kelenjar saliva yang mampu melindungi tenggorokan dan mulut dari infeksi.

Membersihkan lidah secara teratur sangat efektif dalam mengurangi jumlah bakteri penyebab bau mulut bagi laki-laki atau pun perempuan. Jika tidak membersihkan lidah, bakteri di mulut akan berkembang biak, sehingga menyebabkan bau mulut terutama di pagi hari.

  1. Kurangi konsumsi kopi

Menikmati secangkir kopi sebelum melakukan berbagai aktivitas di pagi hari adalah hal yang biasa bagi beberapa orang. Seperti yang kita tahu, kopi merupakan penghilang rasa kantuk yang terpopuler serta memiliki segudang manfaat bagi kesehatan.

Dilansir Health, terlalu banyak kafein dapat menyebabkan mulut menjadi kering. Seperti yang telah kita tahu, produksi air liur akan berkurang dan menyebabkan bau mulut. Air liur membantu membersihkan bakteri dan sisa makanan yang menempel.

Selain itu, beberapa orang juga menambahkan susu atau krim ke kopinya, padahal produk susu juga sering memicu bau mulut, lho.

  1. Jangan bernapas melalui mulut

Menarik napas melalui mulut mungkin merupakan hal yang normal dalam kondisi tertentu, seperti saat tidur. Tapi jangan jadikan bernapas melalui mulut menjadi kebiasaan.

Bukan tanpa alasan, bernapas melalui mulut dapat menyebabkan mulut kering, suara serak, brain fog, gigi berlubang dan bau mulut. Ini terjadi karena saat bernapas melalui mulut dapat mempengaruhi keseimbangan pH mulut dan mengubah jenis bakteri di sekitar mulut.

Jika kamu telah mengikuti tips-tips di atas secara teratur tapi belum membuahkan hasil, sebaiknya segera kunjungi dokter gigi untuk mengetahui lebih lanjut penyebab dan penanganan yang tepat. (*)

Editor: Redaksi Akurasi.id

 

 

Tekanan Darah Normal Berdasarkan Usia, Wajib Tahu Ya!

Tekanan Darah Normal Berdasarkan Usia, Wajib Tahu Ya!

Akurasi.idTekanan darah adalah salah satu tanda vital yang penting untuk terus dipantau, terutama untuk orang yang sudah berumur. Akan tetapi, untuk kamu yang masih muda, jangan lalai dan mengabaikannya, ya. Pasalnya, akhir-akhir ini kasus tekanan darah tinggi atau hipertensi semakin menjamur di kelompok usia muda. Jaga terus agar tekanan darah normal!

Untuk itu, kamu harus mengetahui berapa ukuran tekanan darah normal berdasarkan usia. Yuk, simak penjelasan berikut ini. Dilansir dari idntimes.com, Kamis (14/10/2021).

  1. Terdapat dua deretan angka pada tekanan darah

Saat mengukur tekanan darah, kamu akan mendapatkan dua angka. Misalnya 100/70. Angka “atas”, yaitu 100 menunjukkan sistole. Sedangkan angka “bawah”, yaitu 70 menunjukkan angka diastole.

Sistole adalah angka yang menunjukkan tekanan jantung ketika ia memompa darah ke seluruh tubuh. Sedangkan diastole menunjukkan tekanan ketika jantung sedang beristirahat. Proses tersebut terjadi ketika darah kembali lagi menuju jantung.

  1. Tekanan darah normal untuk bayi berusia 0 hingga 1 bulan

Pada umumnya tekanan darah selalu berubah sesuai dengan kondisi dan usia. Untuk bayi yang baru lahir hingga berusia satu bulan, ukuran normal untuk sistole berkisar antara 45 hingga 90 mmHg, sedangkan diastole normal berkisar antara 30-55 mmHg.

  1. Tekanan darah normal untuk bayi usia hingga 12 bulan

Untuk bayi berusia hingga 12 bulan, ukuran sistole normal berkisar antara 65 hingga 100 mmHg, sedangkan diastolenya terletak pada angka 35 hingga 65 mmHg.

  1. Tekanan darah normal untuk balita

Anak berusia satu hingga lima tahun memiliki ukuran tekanan darah normal yang berbeda lagi. Sistole normal berkisar antara 80 hingga 115 mmHg, sedangkan diastole berada antara 55 hingga 80 mmHg.

  1. Tekanan darah normal untuk anak berusia 6 hingga 13 tahun

Sistole normal untuk anak berusia 6 hingga 13 tahun berada di angka 80 hingga 120 mmHg, sementara diastole berkisar antara 45 hingga 80 mmHg.

  1. Tekanan darah normal untuk remaja 14 hingga 18 tahun

Sama seperti ukuran tekanan darah orang dewasa, remaja memiliki sistole normal yang berkisar antara 80 hingga 120 mmHg, sedangkan diastole berada di angka 50 hingga 80 mmHg.

  1. Tekanan darah normal untuk orang dewasa (19 hingga 60 tahun)

Tekanan darah normal untuk orang dewasa kurang lebih sama dengan remaja. Sistole berkisar antara 80 hingga 120 mmHg, sedangkan diastole berada pada angka 60 hingga 80 mmHg.

  1. Tekanan darah normal untuk lansia (61 tahun ke atas)

Untuk orang yang berusia 61 tahun ke atas, sistole normalnya adalah di bawah 140 mmHg, sedangkan diastole seharusnya berada di bawah 90 mmHg. Semakin tua usia, tekanan darah memang makin tinggi secara alami.

  1. Cara menormalkan tekanan darah yang terlalu tinggi

Jika ukuran tekanan darahmu tidak normal, kamu harus melakukan upaya untuk menormalkannya kembali.

Jika angka yang kamu dapatkan lebih tinggi, cobalah menerapkan pola makan sehat bergizi seimbang dengan memperbanyak sayuran dan buah, olahraga rutin, mengurangi konsumsi garam, kafein, dan tidak merokok.

  1. Cara menormalkan tekanan darah yang terlalu rendah

Bukan hanya tekanan darah tinggi saja yang membawa masalah. Tekanan darah yang terlalu rendah juga tidak baik dan berisiko terhadap hipotensi.

Untuk mengatasinya, kamu harus memperbanyak konsumsi garam, minum air putih, berolahraga, makan dalam porsi kecil tapi dengan frekuensi yang lebih sering, dan naikkan posisi kepala saat tidur di malam hari.

Itulah ulasan kesehatan mengenai tekanan darah normal berdasarkan usia dan wajib untuk kamu ketahui. Apakah kamu sudah mengecek tekanan darah secara berkala? Jika belum, segera lakukan, ya, agar terhindar dari ancaman hipertensi dan hipotensi. (*)

Editor: Redaksi Akurasi.id

 

 

 

Siapa pun Bisa Mengalami, Begini Penyebab Halusinasi!

Siapa pun Bisa Mengalami, Begini Penyebab Halusinasi!

Akurasi.id – Tahukah kamu jika halusinasi tidak hanya tentang melihat objek yang sebenarnya tidak ada? Halusinasi melibatkan pancaindra seseorang dan yang mengalaminya tidak selalu memiliki kondisi mental tertentu. Ada banyak faktor lain yang bisa menyebabkan seseorang mengalami halusinasi. Begini penyebab halusinasi!

Faktor apa saja yang bisa menyebabkan halusinasi? Jika kita mempunyai teman yang berhalusinasi tindakan apa yang harus dilakukan? Agar lebih jelas, simak uraiannya begini penyebab halusinasi di bawah ini! Dilansir dari idntimes.com, Rabu (13/10/2021).

  1. Apa itu halusinasi?

Dilansir Very Well Mind, halusinasi didefinisikan sebagai persepsi objek atau peristiwa yang tidak ada dan pengalaman sensorik yang tidak disebabkan stimulasi organ sensorik yang relevan. Halusinasi melibatkan pancaindra dan tidak perlu memiliki kondisi mental tertentu untuk mengalaminya.

Berdasarkan studi yang terbit pada jurnal Frontiers in Psychology tahun 2015, halusinasi adalah salah satu gejala yang paling relevan dalam psikiatri. Ini juga salah satu yang paling sulit didefinisikan dan dibatasi dari konsep psikopatologis lainnya.

  1. Kurang tidur salah satu penyebabnya

Mengutip Healthline, penyebab halusinasi tidak hanya dari kondisi mental tertentu. Seseorang dapat mengalami halusinasi ketika meminum banyak alkohol atau obat-obatan. Selain itu, seseorang yang tidak tidur atau tidak cukup tidur dalam jangka waktu yang lama juga rentan mengalami halusinasi.

Berdasarkan studi yang terbit pada jurnal Schizopherania Bulletin tahun 2016, halusinasi dikaitkan dengan berbagai kondisi medis. Kondisi yang menyebabkan gangguan atau kerusakan pada jalur sensorik perifer dapat menghasilkan halusinasi.

  1. Ada lima jenis halusinasi

Halusinasi melibatkan pancaindra, oleh karen itu ada lima jenis halusinasi. Pertama, halusinasi visual, yakni melihat hal-hal yang sebenarnya tidak ada. Kedua, halusinasi penciuman, seperti merasa mencium bau yang tidak sedap atau disukai. Ketiga, halusinasi gustatorik, melibatkan indra pengecap, rasa ini sering kali aneh atau tidak menyenangkan.

Keempat, halusinasi pendengaran, yaitu salah satu jenis halusinasi yang paling umum, seperti mendengar seseorang berbicara atau menyuruh melakukan tindakan tertentu. Kelima, halusinasi taktil, yakni halusinasi yang melibatkan perasaan sentuhan atau gerakan pada tubuh.

  1. Jangan jauhi orang yang berhalusinasi

Jika orang terdekatmu berhalusinasi, jangan tinggalkan mereka sendirian. Pada beberapa kasus, ketakutan atau paranoid yang dipicu halusinasi dapat menyebabkan tindakan berbahaya.

Tetap bersama dengannya dan ajak ia ke dokter untuk mendapatkan dukungan emosional. Kamu mungkin dapat membantu menjawab pertanyaan tentang gejala dan seberapa sering itu terjadi.

  1. Halusinasi bukan delusi

Dikutip Medical News Today, meskipun keduanya terkait erat, tetapi halusinasi bukanlah delusi. Delusi adalah keyakinan yang salah, sedangkan halusinasi lebih dari kesalahan persepsi. Orang yang mengalami halusinasi melihat atau mendengar hal-hal yang sebenarnya tidak ada dan tidak sesuai dengan pengalaman di sekitarnya.

Mereka yang mengalami halusinasi mungkin percaya pada realitas halusinasi atau melampirkan makna tertentu dan keyakinan palsu kepada mereka. Keyakinan palsu yang melekat ini adalah delusi.

Proses pemulihan halusinasi tergantung penyebabnya. Jika mengalami halusinasi karena tidak cukup tidur, maka mulailah dengan memperbaiki jam tidur. Namun, jika halusinasi disebabkan karena kondisi mental, segera konsultasikan kepada dokter atau profesional kesehatan mental untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik. (*)

Editor: Redaksi Akurasi.id

 

 

 

14 Penyebab Tangan Gemetar, Tidak Selalu Berbahaya

14 Penyebab Tangan Gemetar, Tidak Selalu Berbahaya

Akurasi.id – Walaupun gejala tangan gemetar tidak mengancam nyawa, tetapi ini tentu bisa mengganggu aktivitas bagi orang-orang yang mengalaminya. Kondisi ini bisa disebabkan oleh beragam hal, bahkan bisa terjadi begitu saja tanpa penyebab yang jelas. Mau tahu apa saja penyebab tangan gemetar?

Tangan bisa gemetar saat kamu sedang stres, marah, atau mungkin karena didasari oleh penyakit atau kondisi tertentu. Terlepas dari penyebabnya, gejala tangan gemetar juga dikenal sebagai tremor dan kondisi ini tergolong umum.

Meski demikian, gejala ini perlu dikhawatirkan bila sudah mengganggu aktivitas sederhana seperti makan, minum, mengancingkan baju, atau aktivitas harian lainnya. Bila ini terjadi, segera buat janji temu dengan dokter untuk menemukan penyebabnya.

Lantas, apa saja penyebab tangan gemetar dan apakah selalu menandakan adanya penyakit tertentu? Ketahui jawabannya di bawah ini, ya! Dilansir dari idntimes.com, Selasa (12/10/2021).

  1. Penyebab tangan gemetar yang terjadi secara alami

Mengutip Harvard Health Publishing, semua orang bisa mengalami sedikit getaran yang disebut tremor fisiologis yang terjadi secara alami dan biasanya tidak terlalu terlihat. Tremor fisiologis ini dapat meningkat saat kita mengonsumsi kafein, mengalami tiroid yang terlalu aktif, stres, kelelahan, atau kurang tidur.

Hal-hal yang mengandung kafein seperti kopi, obat sakit kepala, cokelat, minuman bersoda, dan lainnya bisa menyebabkan tangan gemetar.

Sesuatu yang bikin stres, misalnya saat harus berpidato, wawancara kerja, atau menonton film horor juga berpotensi memicu tangan gemetar dan jantung berdebar kencang. Gejala ini biasanya hilang saat stres reda atau hilang.

Tiroid yang terlalu aktif atau hipertiroidisme juga bisa memunculkan tangan gemetar. Umumnya, hipertiroidisme lebih sering muncul pada usia 20 hingga 30 tahun. Tes darah sederhana dapat membantu dokter untuk memeriksa kadar hormon tiroid dalam tubuh.

  1. Tremor esensial

Tremor esensial adalah salah satu gangguan gerakan penyebab tangan gemetar paling umum. Ini sering disebabkan oleh faktor genetik. Tangan gemetar bisa terjadi saat sedang beraktivitas, dapat terjadi secara sporadis dan biasanya dimulai dari getaran di tangan dan mungkin menyebar ke kepala dan bagian tubuh lainnya, mengutip Piedmont.

  1. Kekurangan vitamin B12

Dilansir WebMD, vitamin B12 sangat berperan dalam menjaga kesehatan sistem saraf. Bila mengalami defisiensi atau kekurangan vitamin ini, tangan gemetar, mati rasa di lengan kaki, serta kesemutan juga mungkin bisa terjadi.

  1. Penyakit Parkinson

Lebih dari 25 persen pasien dengan penyakit Parkinson mengalami gejala tangan gemetar saat beraktivitas maupun saat beristirahat. Dilansir Medical News Today, tremor biasanya dimulai pada satu sisi tubuh kemudian bisa menyebar ke sisi tubuh lainnya. Gemetar yang dialami bisa makin jelas dan kuat selama periode stres atau emosi yang kuat.

  1. Mengonsumsi alkohol

Konsumsi alkohol berlebihan juga bisa menimbulkan berbagai gejala, termasuk tangan gemetar. Ini bisa terjadi 10 setelah alkohol terakhir diminum dan gejalanya bahkan bisa berlangsung hingga beberapa minggu, lo!

Program detoksifikasi yang menggunakan obat-obatan mungkin dapat membantu mengelola gejala ini, mengutip WebMD.

  1. Gangguan otot distonia

Distonia adalah gangguan otot yang mengakibatkan otot menjadi terlalu aktif, postur tubuh tidak normal, dan menyebabkan otot bergerak sendiri tanpa disadari. Semua ini terjadi karena otak mengirimkan pesan yang salah. Usia paruh baya paling mungkin mengalami tangan gemetar karena distonia ini.

  1. Gangguan hati seperti penyakit Wilson

Sejumlah gangguan pada hati, termasuk penyakit Wilson, memiliki gejala berupa tangan gemetar. Penyakit Wilson merupakan kondisi genetik yang menyebabkan penumpukan tembaga di tubuh serta merusak hati dan otak penderitanya.

  1. Gula darah rendah

Ketika tubuh tidak memiliki kadar gula darah yang cukup, seseorang bisa mengalami tangan gemetar. Gula darah rendah umumnya disebabkan oleh diabetes, efek dari obat-obatan tertentu, terlalu banyak alkohol, atau kurang makan.

  1. Obat-obatan tertentu

Beberapa obat tertentu dapat memunculkan efek tremor atau tangan gemetar. Ini termasuk antidepresan seperti bupropion dan obat antiaritmia amiodarone. Sejumlah obat resep seperti obat untuk suasana hati, kejang, migrain neuropati, asma, dan beberapa antihistamin juga bisa menimbulkan gejala ini.

  1. Merokok

Merokok dapat mengakibatkan jantung berdetak lebih cepat dan mampu menimbulkan rasa cemas, yang kemudian bisa menyebabkan tangan jadi gemetar. Ini terjadi karena nikotin dan zat adiktif lainnya masuk ke dalam aliran darah.

  1. Tremor pasca stroke

Mengutip Harvard Health Publishing, tangan gemetar mungkin dialami seseorang dengan riwayat stroke. Bila kerusakan terjadi pada serebelum, ini mungkin menyebabkan intension tremor. Sementara itu, jika kerusakan terjadi di ganglia basalis, orang tersebut bisa mengalami tremor saat istirahat.

  1. Multiple sclerosis

Sebagian orang dengan multiple sclerosis mengalami tangan gemetar. Gejala ini sering berkembang ketika penyakit ini merusak area di jalur sistem saraf pusat yang mengontrol gerakan.

  1. Feokromositoma

Feokromositoma adalah tumor langka yang tumbuh di kelenjar adrenal. Seperti dijelaskan di laman WebMD, tumor ini biasanya bersifat jinak, tetapi bisa meningkatkan tekanan darah. Ini mungkin memicu keringat berlebihan, sesak napas, sakit kepala, dan tangan gemetar. Selain itu, feokromositoma juga mungkin menimbulkan penyakit jantung dan stroke.

  1. Gangguan otak

Gejala tangan gemetar juga merupakan akibat dari kerusakan otak kecil di bagian belakang otak atau kerusakan serebelum. Serebelum sendiri berfungsi untuk membantu mengoordinasikan gerakan seperti mengulurkan tangan dan lain sebagainya.

Bila kamu mengalami gejala tangan gemetar, tak perlu buru-buru panik. Bila ini timbul setelah kamu minum beberapa cangkir kopi atau sedang dalam situasi stres, kafein atau adrenalin mungkin merupakan penyebabnya.

Namun, bila tangan gemetar atau tremor yang dialami tak bisa dikendalikan, bahkan ketika tangan sedang tidak digerakkan, atau gemetar ini sering terjadi bahkan memburuk, baiknya periksa ke dokter untuk mencari tahu penyebabnya. (*)

Editor: Redaksi Akurasi.id