Apakah Karang Gigi Berbahaya Bagi Kesehatan?
Akurasi.id – Laporan dalam jurnal Oceana Biomedicina tahun 2019 menyebut bahwa prevalensi masyarakat Indonesia yang memiliki jaringan periodontal tidak sehat masih sangat tinggi, yaitu sekitar 95 persen, dan 70 persennya terjadi pada kelompok usia di atas 30 tahun atau kelompok usia dewasa. Apakah karang gigi berbahaya?
Salah satu penyebab penyakit periodontal adalah adanya karang gigi. Karang gigi ini menjadi faktor pendukung plak dalam menginfeksi dan menyebabkan jaringan periodontal mengalami peradangan. Jadi, apakah sebenarnya karang gigi itu dan apakah karang gigi berbahaya? Ini penjelasannya dilansir dari laman idntimes.com, Senin (30/08/2021).
- Pengertian karang gigi
Karang gigi atau yang dikenal dalam bidang kedokteran gigi sebagai dental calculus atau dental tartar merupakan akumulasi plak gigi yang terkalsifikasi dan mengeras.
Plak gigi sendiri merupakan lapisan tipis dan lunak yang terbentuk dari sisa-sisa makanan dan bakteri yang melekat pada gigi. Sementara itu, karang gigi cenderung keras, padat, melekat kuat pada gigi, berwarna kuning kecokelatan hingga cokelat gelap, serta sulit untuk dihilangkan dengan sikat gigi.
Karang gigi dapat terakumulasi pada supragingiva dan subgingiva. Karang gigi supragingiva berada menutupi gusi dan gigi, sehingga mudah terlihat pada rongga mulut. Sementara itu, karang gigi subgingiva berada di dalam antara gigi dan gusi sehingga tidak terlihat dan diperlukan alat untuk mendeteksinya.
- Penyebab terbentuknya karang gigi
Penyebab utama terbentuknya karang gigi adalah kurang rutinnya menyikat gigi dan menjaga kebersihan rongga mulut, sehingga akan terjadi akumulasi plak.
Ketika seseorang jarang menyikat gigi, plak akan bertahan lama pada gigi karena sifatnya yang lengket. Kemudian, seiring berjalannya waktu, mineral yang berasal dari saliva atau air liur secara kimiawi akan berikatan dengan plak dan terkalsifikasi membentuk karang gigi.
- Akibat yang ditimbulkan dari karang gigi
Karang gigi yang terbentuk dan menumpuk pada gigi dapat menimbulkan peradangan gusi atau gingivitis. Peradangan ini jika berlangsung lama akan berlanjut menjadi peradangan jaringan periodontal atau periodontitis.
Peradangan jaringan periodontal tersebut akan memengaruhi kegoyangan gigi bahkan lepasnya gigi dari soketnya. Selain itu, terjadinya penyakit periodontal yang disebabkan karang gigi juga dapat mengakibatkan penyakit lain seperti penyakit jantung dan gangguan kehamilan. Dampaknya serius, bukan?
Peradangan yang terjadi pada gusi maupun jaringan periodontal muncul akibat kontur karang gigi yang kasar dan menyebabkan bakteri dan plak mudah menempel, sehingga menginfeksi jaringan periodontal.
Selain itu, adanya penumpukan karang gigi juga menekan gusi, sehingga batas gusi akan turun dan bakteri akan mudah masuk ke dalam jaringan periodontal.
- Penanganan karang gigi
Dilansir Healthline, satu-satunya cara untuk menghilangkan karang gigi adalah dengan scaling. Biasanya tindakan scaling ini juga dilanjutkan dengan tindakan root planing. Tindakan scaling-root planing ini hanya boleh dilakukan oleh dokter gigi karena membutuhkan keahlian dan peralatan khusus.
Tindakan scaling bertujuan untuk menghilangkan segala deposit pada gigi, termasuk kalkulus, sehingga peradangan pada gusi dapat berkurang dan sembuh. Sementara itu, root planing sendiri bertujuan untuk menghaluskan permukaan akar gigi dari sisa-sisa kalkulus. Scaling-root planing biasanya membutuhkan beberapa kali kunjungan ke dokter gigi, tergantung keparahan peradangan yang dialami.
- Cara mencegah terbentuknya karang gigi
Jalan terbaik dan termudah untuk menghindari terbentuknya karang gigi adalah dengan rutin menyikat gigi. Menyikat gigi minimal dua kali sehari setelah makan dan sebelum tidur akan sangat berdampak besar dalam mengurangi plak gigi, yang merupakan faktor awal terbentuknya karang gigi dan peradangan gusi serta jaringan periodontal.
Selain itu, kegiatan menjaga oral hygiene seperti menggunakan dental floss dan obat kumur juga dapat mencegah terbentuknya karang gigi.
Menjaga kesehatan gigi dan mulut secara rutin dapat mencegah terjadinya berbagai penyakit di rongga mulut kita. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mulai membangun kebiasaan menyikat gigi dan juga rutin mengunjungi dokter gigi minimal setiap 6 bulan sekali sedini mungkin. (*)
Editor: Yusva Alam
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!