Alasan Medis Kenapa Harus Cebok dengan Air Bukan Tisu

Alasan Medis Kenapa Harus Cebok dengan Air Bukan Tisu

Akurasi.id – Sebenarnya, masyarakat Indonesia (dan beberapa negara Asia lainnya) sudah berabad-abad menggunakan air untuk membersihkan dubur dan sekitarnya setelah buang air besar. Cebok dengan air sudah jadi kebiasaan. Yang jadi masalah adalah ketika berada di toilet “kering” yang hanya menyediakan tisu, seperti di pusat perbelanjaan atau di luar negeri.

Dari sisi medis, mengapa kita lebih dianjurkan cebok dengan air? Benarkah lebih bersih dan lebih higienis daripada tisu? Let’s find the answer together! Dilanasir dari idntimes.com, Rabu (01/09/2021).

  1. Tisu meninggalkan residu tinja dan bakteri

Menurut Dr. Phillip Buffington, kepala petugas medis dari The Urology Group, tisu atau kertas toilet meninggalkan residu tinja dan bakteri. Sementara itu, pemakaian bidet (alat pemancar air bertekanan) bisa menghilangkan sisa kotoran, tuturnya mengutip CNA Lifestyle.

Karena itulah, orang yang memakai bidet lebih kecil kemungkinannya mengalami masalah ruam, ketidaknyamanan, dan iritasi. Ini diungkapkan oleh Dr. Allen Kamrava, ahli bedah kolorektal dan umum yang berbasis di California, Amerika Serikat (AS).

  1. Selain itu, menyeka dengan tisu bisa menyebabkan luka atau robekan

Tidak semua orang menggunakan tisu toilet untuk menyeka dengan lembut. Ada yang melakukannya dengan kasar dan terburu-buru. Akhirnya, terjadi luka pada dubur (anal tears) atau robekan akibat penyekaan yang tidak benar, jelas Dr. Evan Goldstein, ahli bedah dubur (rectal surgeon) yang berbasis di New York City, AS.

Selain itu, orang yang mengalami sembelit atau konstipasi lebih rentan terhadap luka tersebut. Karena tekanan tambahan pada anus sudah terjadi akibat mengejan terlalu keras. Lukanya jadi dobel!

  1. Bidet aman bagi area genital perempuan

Mungkin kaum hawa bertanya-tanya, apakah bidet aman untuk area genital mereka? Mengingat, bidet menyemburkan air bertekanan tinggi. Jawabannya: aman.

Namun, Dr. Phillip menyarankan untuk tidak menyemprotkan air dari bidet ke uretra dan leher rahim. Cukup untuk membasuh bagian luarnya saja, jangan terlalu dalam.

Di sisi lain, membasuh dengan air menyebabkan area genital lembap. Agar tidak terjadi pertumbuhan ragi dan bakteri, selalu keringkan area genital dengan tisu atau kain bersih. Pastikan juga untuk membasuh dari arah depan ke belakang, agar sesuatu dari anus tidak masuk vagina lalu menyebabkan infeksi, dilansir CNA Lifestyle.

  1. Terasa nyaman dan mengurangi tekanan pada anus

Studi yang diterbitkan di Journal of Korean Medical Science tahun 2011 mencari korelasi antara penggunaan bidet dengan tekanan anorektal. Penelitian ini melibatkan 20 sukarelawan sehat.

Tekanan anorektal diukur dari kateter manometri yang dimasukkan ke dalam rektum dan saluran anus. Lalu, akan dilihat perbedaannya sebelum dan sesudah menggunakan bidet dengan kekuatan air dan suhu yang berbeda.

Hasilnya, bidet tidak hanya membersihkan dengan baik, tetapi juga mengurangi tekanan pada anus. Terutama, jika suhu airnya hangat, tekanannya rendah atau sedang, dan jenis water jet-nya yang lebar. Singkatnya, membasuh dengan bidet terasa nyaman.

Sebuah penelitian dalam Journal of Gastrointestinal Surgery tahun 2009 memaparkan hal yang serupa. Orang-orang yang telah menjalani operasi di sekitar anus diberi semprotan air hangat untuk membasuh. Walau tidak berpengaruh pada penyembuhan luka, mereka mengatakan semprotan itu lebih nyaman dan memuaskan.

  1. Membasuh dengan air lebih ramah lingkungan daripada dengan tisu

Memang ini bukan alasan medis, tetapi perlu dipertimbangkan. Dilansir Insider, warga AS misalnya, menggunakan sekitar 34 juta gulungan tisu toilet dalam sehari. Padahal, untuk menghasilkan 200 gulungan tisu, kita harus menebang satu pohon. Bayangkan, berapa banyak pohon yang harus ditebang hanya untuk membersihkan kotoran sehabis buang air besar?

Belum lagi soal air dan daya listrik. Mengutip Scientific American, untuk membuat satu gulungan tisu toilet membutuhkan 37 galon air (setara dengan 140 liter) dan 1,3 kilowatt per jam (KWh) listrik. Sangat boros energi!

Nah, itulah sederet alasan mengapa kita perlu cebok atau membersihkan dengan air pasca buang air besar daripada dengan tisu. Semoga informasi ini bermanfaat! (*)

Editor: Yusva Alam

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *