Punggung Mulai Sakit, Waspada Gejala Awal Batu Ginjal

Punggung Mulai Sakit, Waspada Gejala Awal Batu Ginjal

Akurasi.idBatu ginjal disebabkan oleh faktor makanan, kondisi kesehatan yang sering disepelekan, hingga penyakit turunan. Batu tersebut bisa terbentuk karena berasal dari sisa zat-zat limbah di dalam darah. Zat limbah tersebut akan mengendap seiring waktu dan mengkristal di dalam ginjal. Sebenarnya bagaimana sih gejala awal batu ginjal dan dapat menyerang di usia berapa? Berikut ulasannya:

  1. Alami sakit perut dan punggung

Dilansir dari Healthline.com, ini merupakan gejala awal batu ginjal yang paling umum terjadi. Nyeri biasanya terasa di perut bagian samping, punggung bagian bawah, pinggang, selangkangan, hingga testis. Jika rasa nyeri itu semakin kuat, sebaiknya segera periksa ke dokter.

  1. Terasa mual hingga muntah

Penyakit batu ginjal juga menimbulkan rasa mual sampai muntah. Gejala ini umum dimiliki oleh semua penyakit, termasuk batu ginjal.

  1. Sering dan sakit ketika buang air kecil

Sering buang air kecil juga jadi gejala awal munculnya penyakit ini. Biasanya juga diikuti oleh rasa nyeri karena batu ginjal berpindah ke kandung kemih. Batu ginjal dapat mengiritasi dan menyebabkan organ terasa terbakar. Gejala ini juga bisa jadi merupakan gejala medis dari infeksi saluran kemih atau penyakit menular seksual.

  1. Urine berubah warna menjadi keruh dan baunya tak sedap

Dilansir dari mayoclinic.org, warna keruh (kecokelatan atau kemerahan) terjadi karena batu ginjal melewati saluran kemih, dan merusak tabung kecil yang membawa urine keluar dari tubuh. Segera ke dokter jika kondisinya sudah seperti ini.

  1. Selalu gelisah

Gejala awal batu ginjal adalah penderita sering kesulitan tidur dan gelisah. Kondisi ini bisa saja terjadi karena penderita sulit menemukan posisi tidur yang tepat.

  1. Muncul gejala flu dan demam

Batu ginjal yang terjebak di saluran kemih menyebabkan terjadinya gejala flu seperti demam, menggigil, mual dan kelelahan. Mungkin kamu akan mengira itu hanya flu biasa, padahal tidak.

  1. Buang air kecil disertai darah

Dilansir dari kidneyfund.org, pendarahan ketika mengeluarkan urine atau hematuria terjadi karena batu ginjal dan ureter. Darah yang terekskresi bersama urine ini membuat warnanya menjadi gelap.

Itulah gejala awal batu ginjal yang jarang disadari penderitanya. Kalau sudah muncul tanda-tanda seperti, sebaiknya periksa ke dokter ya. Mencegah sedini mungkin lebih baik sebelum membesar. (*)

Editor: Redaksi Akurasi.id

Sumber: Idntimes.com

 

 

 

5 Tips Self Care, Baik untuk Kesehatan Fisik dan Mental

5 Tips Self Care, Baik untuk Kesehatan Fisik dan Mental

Akurasi.id – Semua orang pasti pernah mengalami kelelahan dalam menghadapi hidup, baik itu lelah mental ataupun fisik. Dari situ sebagian orang akan beranggapan bahwa hidup mereka tidak bahagia. Karenanya kita perlu memahami cara memulihkan kondisi diri. Berikut tips self care yang perlu diikuti!

Nah, perasaan seperti itu pasti disebabkan karena kurangnya self care alias perawatan diri. Orang-orang yang menerapkan self care biasanya bisa membantu hidup mereka lebih bahagia, sehat, dan tangguh dalam menghadapi masalah.

Tapi, untuk sebagian orang pasti tidak mudah untuk menerapkan self care karena kesibukan sehari-hari. Jadi, jika kamu sedang sibuk tapi ingin merawat dirimu mungkin, kamu bisa mencoba beberapa tips self care yang dilansir Everydayhealth berikut ini.

  1. Berolahraga

Kita semua pasti sudah tahu bahwa banyak sekali manfaat olahraga yang bisa mempengaruhi kesehatan fisik maupun mental. Olahraga secara rutin bisa membantu untuk mengatasi stres, meningkatkan suasana hati, dan juga bisa membantu menurunkan berat badan.

Tentu saja, pasti sulit untuk kamu melakukan olahraga secara rutin jika kamu mempunyai kegiatan yang sangat sibuk. Tapi, meskipun begitu luangkanlah waktu untuk olahraga sebentar. Walaupun itu hanya olahraga ringan seperti yoga.

  1. Jalan-jalan

Cobalah untuk menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan di luar ruangan. Tak perlu jauh, misalnya di sekitar rumah. Sebab, jika kamu meluangkan waktu untuk jalan-jalan dan menghirup udara segar, maka kamu akan terbantu untuk mengurangi rasa stres dan kelelahan.

Tak hanya itu, jika jalan-jalan atau hanya sekedar keluar rumah bisa membantu tidur menjadi lebih nyenyak saat malam hari, loh.

  1. Bermain dengan hewan peliharaan

Jika kamu mempunyai hewan peliharaan, bermain dengan peliharaan setelah berkegiatan seharian akan bisa membuat kamu menjadi lebih sehat dan bahagia.

Karena dengan bermain dengan peliharaan bisa membantu kamu untuk menurunkan kecemasan dan juga stres. Jadi, bermain dengan peliharaan menjadi salah satu cara kamu untuk merawat kesehatan mental.

  1. Bersosialisasi

Bersosialisasi adalah salah satu cara yang sangat baik untuk perawatan diri. Dengan bersosialisasi, kamu tidak hanya untuk mempererat hubungan dengan teman-teman, tapi juga bisa membuat kamu menjadi lebih bahagia.

Sebab, jika kamu bertemu dengan orang lain terutama teman, maka akan bisa membantu kamu untuk mencurahkan isi hati dan saling berbagi. Dukungan dari teman bisa menjadi salah satu sumber kebahagiaan kamu.

  1. Tidur yang cukup

Tidur merupakan salah satu cara yang berkualitas dalam merawat diri, karena dengan tidur yang berkualitas bisa membuat sistem kekebalan tubuh kamu menjadi lebih kuat.

Dengan tidur yang cukup dan berkualitas juga bisa menjadi salah satu cara yang untuk membantu mengendalikan emosi.

Jadi, itulah beberapa tips yang bisa kamu coba jika kamu sedang merasa bahwa lelah secara fisik maupun mental. Jangan selalu sibuk untuk melakukan suatu hal, ya, sekali-kali perhatikan dan rawatlah dirimu. Semoga bermanfaat! (*)

Editor: Redaksi Akurasi.id

Sumber: Idntimes.com

 

 

 

Ini Penyebab Mata Bengkak, Ada yang Jinak juga Berbahaya

Ini Penyebab Mata Bengkak, Ada yang Jinak juga Berbahaya

Akurasi.id – Pembengkakan pada kelopak mata tidak hanya mengganggu penampilan. Masalah ini terkadang menimbulkan rasa sakit dan kesulitan dalam melihat dengan jelas. Apalagi jika pembengkakannya cukup parah. Begini ragam penyebab mata bengkak!

Pada umumnya penyebab mata bengkak tidak berbahaya. Namun dilansir dari Medical News Today, hal ini bisa menjadi masalah yang serius jika tidak ditangani dengan baik dan sesuai.

Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan mata menjadi bengkak. Berikut IDN Times rangkum dari berbagai sumber mengenai beberapa penyebab mata bengkak dari yang jinak sampai paling berbahaya. Perlu kamu ketahui nih, simak selengkapnya di bawah ini ya!

  1. Bintitan

Bintitan dalam dunia medis lebih dikenal sebagai stye atau hordeolum. Pada umumnya hal ini terjadi karena infeksi kelenjar di bagian kelopak mata. Ciri-ciri bengkak karena bintitan di antaranya timbul rasa gatal, kemerahan, sakit, dan benjolan kecil.

Dilansir dari Medical News Today, pada awalnya bengkak terlihat seperti jerawat. Bahkan terkadang ada titik kecil di bagian tengahnya. Dalam beberapa hari, ia akan semakin membesar dan menjadi lebih merah.

  1. Alergi

Alergi terjadi ketika sistem imun bereaksi berlebihan kepada partikel asing yang disebut sebagai alergen. Penyebabnya bisa berasal dari serbuk sari, bulu binatang, makanan, debu, makeup, atau bahkan obat tetes mata.

Tanda pembengkakan yang terjadi karena alergi adalah mata menjadi berair dan merah, kemudian kelopak pun terasa gatal dan menebal. Biasanya reaksi ini mudah hilang dalam beberapa jam.

  1. Konjungtivitis

Dilansir dari American Optometric Association, konjungtivitis dapat terjadi karena adanya inflamasi pada konjungtiva, jaringan yang ada di dalam kelopak mata. Penyakit ini sering disebut sebagai “pink eye” karena membuat mata terlihat kemerah-merahan.

Orang yang menderita penyakit ini akan merasakan sakit, gatal, dan bengkak pada kelopak mata. Pada umumnya konjungtivitis disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri.

  1. Chalazion

Ini adalah salah satu penyebab mata bengkak yang paling umum terjadi. Chalazion disebabkan karena penyumbatan kelenjar meibomian yang terletak di kelopak mata bagian bawah dan atas. Kenapa ini bisa terjadi? Dilansir dari Web MDmeibomian mengatur produksi minyak dan mencampurnya dengan air untuk melembapkan mata kita.

  1. Kelelahan

Tubuh yang kelelahan juga bisa menyebabkan bengkaknya mata. Kondisi ini akan diperparah jika kita juga kurang tidur. Kenapa hal ini bisa terjadi? Dilansir dari AZ Central, ini disebabkan oleh penumpukan air di kelopak mata dan kantong mata.

Tidak seperti sebab lainnya, bengkak karena kelelahan biasanya lebih terlihat seperti menggembung. Mata juga terlihat berair dan kemerahan.

  1. Penyakit graves

Dilansir dari All About Vision, penyakit graves adalah gangguan okular yang disebabkan karena terlalu aktifnya tiroid atau hipertiroidisme. Kondisi ini bisa menyebabkan kelenjar tersebut keliru melepaskan sel untuk melawan infeksi yang terjadi di mata.

Akibatnya, mata pun meradang, bengkak, dan terlihat melotot. Gejala lain yang menyertai penyakit ini di antaranya mata terasa kering, memerah, dan sensitif terhadap cahaya.

  1. Blepharitis

Blepharitis adalah inflamasi yang terjadi pada mata. Dilansir dari jurnal yang dipublikasikan oleh PubMed Central, gejala dari penyakit ini di antaranya adalah gatal, kemerahan, pengerasan, hingga pengelupasan kulit kelopak mata. Blepharitis adalah penyakit kronis yang hingga saat ini belum ditemukan pengobatannya.

  1. Orbital selulitis

Ini adalah jenis infeksi yang berisiko menjadi komplikasi serius dan berbahaya. Pasalnya bagian jaringan yang diserang berada jauh di dalam kelopak mata.

Dilansir dari Medical News Today, orbital selulitis disebabkan oleh bakteri dan bisa menyebar dengan cepat. Ciri dari penyakit ini di antaranya bengkak, kelopak berwarna merah gelap, bergaris, dan terasa sangat sakit.

Itulah informasi kesehatan tentang 8 penyebab mata bengkak yang di lansir dari berbagai sumber. Kamu mengalami mata yang bengkak? Kenali dulu ciri dan penyebabnya ya agar kamu bisa menanganinya dengan tepat. Semoga bermanfaat ya! (*)

Editor: Redaksi Akurasi.id

Sumber: Idntimes.com

 

 

 

Tips Mudah Hilangkan Cegukan dan Fakta Penyebabnya!

Tips Mudah Hilangkan Cegukan dan Fakta Penyebabnya!

Akurasi.id – Cegukan merupakan suatu kondisi di mana seseorang mengeluarkan bunyi “hik” tanpa disengaja, yang dapat berlangsung dalam hitungan detik atau menit (sementara) atau dapat juga berlangsung hingga berjam-jam lamanya sampai berhari-hari. Cegukan sendiri bisa dialami dari mulai bayi, anak-anak sampai orang dewasa. Cegukan sering kali membuat kita tidak nyaman karena datangnya secara tiba-tiba. Ingin tahu tips mudah hilangkan cegukan!

Banyak hal yang dapat menyebabkan kita cegukan, inilah beberapa penyebab dan cara menghilangkan cegukan yang efektif dengan segera seperti yang ada di bawah ini. Yuk, baca selengkapnya tips mudah hilangkan cegukan!

  1. Kontraksi otot diafragma yang abnormal menyebabkan munculnya suara “hik” saat cegukan

Seperti yang kita ketahui, diafragma memiliki peranan penting dalam sistem pernapasan manusia. Cegukan terjadi akibat otot diafragma, otot yang memisahkan rongga dada dan rongga perut.

Saat cegukan, otot diafrgama secara tiba-tiba berkontraksi, menyebabkan udara menjadi sangat cepat masuk ke paru-paru, sehingga menjadikan katup saluran pernapasan tertutup dan menghasilkan suara “hik.”

  1. Beberapa penyakit dapat mengakibatkan cegukan

Menurut seorang dokter di California, kondisi gangguan pada kantong empedu, emboli paru dan tumor bisa menjadi salah satu pemicu cegukan.

Penyebab toksik atau metabolik, seperti anestesi atau uremia, yang hubungannya dekat dengan gagal ginjal, dapat juga menjadi salah satu penyebab cegukannya seseorang.

  1. Penyebab lain cegukan yang harus kamu ketahui juga

Makan dengan porsi berlebihan, yang menyebabkan kondisi perut terlalu penuh menampung makanan, bisa menyebabkan cegukan.

Penyebab lain dari cegukan adalah merokok, banyak mengonsumsi alkohol, stres emosional atau terlalu senang dan perubahan suhu yang terlalu cepat.

  1. Durasi terjadinya cegukan

Secara umum, cegukan bisa dengan cepat diatasi, hanya dalam hitungan beberapa menit. Namun, ternyata cegukan bisa juga lho berlangsung hingga 48 jam lamanya, bahkan berhari-hari.

Cegukan yang terlalu lama dapat menyebabkan kurang tidur, berat badan turun dan kelelahan. Jika mengalami cegukan dalam kurun waktu yang cukup lama, maka harus segera periksa ke dokter, karena dikhawatirkan terjangkit suatu penyakit.

  1. Cara menghilangkan cegukan yang pertama: bernapas dengan kantong plastik atau kertas

Memilih cara ini untuk mengantisipasi cegukan sama seperti bernapas biasa, bedanya hanya terletak menggunakan kantong plastik atau kertas.

Tujuannya sama, dengan menahan nafas, yaitu untuk meningkatkan kadar karbondioksida yang ada di dalam tubuh. Karena dengan cara ini, kalian akan menghirup kembali karbondioksida yang telah di keluarkan.

  1. Cara menghilangkan cegukan yang kedua: meminum perasan jeruk nipis

Kandungan vitamin C dalam jeruk nipis sangat tinggi. Hal ini bisa dimanfaatkan saat cegukan. Caranya adalah memeras jeruk nipis langsung di mulut. Khasiatnya sangat dipercaya bisa menghilangkan gangguan pada saraf vagus.

  1. Cara menghilangkan cegukan yang ketiga: pengobatan jalur medis untuk cegukan yang berkepanjangan

Cara medis dapat ditempuh jika melalui cara sederhana tidak berhasil dan terjadi lebih dari semingguan. Kamu bisa mencoba akupunktur, terapi pernapasan khusus atau mengkonsumsi obat seperti chlorpromazinemetoclopramide arau baclofen.

Demikianlah penjelasan mengenai penyebab dan cara menghilangkan cegukan dengan cepat dan efektif dan beberapa penyebabnya.

Tips atau metode ini dapat membantu kalian jika nanti sewaktu-waktu kalian mengalami cegukan, baik periode yang sebentar ataupun berkepanjangan. Semoga bermanfaat. (*)

Editor: Redaksi Akurasi.id

Sumber: Idntimes.com

 

 

 

Ragam Jenis Transfusi Darah yang Perlu Diketahui

Ragam Jenis Transfusi Darah yang Perlu Diketahui

Akurasi.idTransfusi darah merupakan prosedur menambahkan darah ke tubuh setelah seseorang mengalami cedera atau sakit yang menyebabkan kehilangan banyak darah. Pada transfusi darah, petugas medis akan mengalirkan darah melalui jarum atau tabung tipis ke dalam vena. Banyak ragam jenis transfusi darah yang perlu diketahui.

Jika tubuh kehilangan satu atau beberapa komponen darah, transfusi dapat membantu memasok apa yang hilang dari tubuh. Di bawah ini akan dijelaskan berbagai prosedur jenis transfusi darah yang telah dirangkum dari laman Medical News Today dan Aplastic Anemia and MDS International Foundation.

  1. Transfusi sel darah merah

Di dalam tubuh, sel darah merah bertugas membawa oksigen dari paru-paru, ke setiap bagian tubuh. Sel darah merah juga membawa karbon dioksida keluar dari organ dan jaringan kembali ke paru-paru. Paru-paru mengeluarkan produk limbah ini saat bernapas.

Sel darah merah merupakan salah satu jenis transfusi darah yang paling banyak dilakukan daripada bagian lain dari darah. Seseorang mungkin perlu menerima transfusi sel darah merah jika mereka kehilangan banyak darah, menderita anemia, atau memiliki kelainan darah.

  1. Transfusi trombosit  

Trombosit merupakan bagian sel dalam darah yang tugas utamanya membantu menghentikan pendarahan. Tanpa trombosit dalam jumlah yang cukup, ini menempatkan individu pada risiko tinggi mengalami pendarahan berbahaya.

Setiap unit darah memiliki sejumlah kecil trombosit. Pada transfusi trombosit, trombosit dikumpulkan melalui proses yang disebut apheresis. Selama apheresis, darah diambil dari donor kemudian dipintal untuk memisahkan darah menjadi komponen-komponennya. Hanya komponen yang dibutuhkan yang dikumpulkan dan sisa darah dikembalikan ke pendonor.

  1. Transfusi plasma  

Sel darah mengapung di dalam plasma, bagian darah berwarna kuning dan bening. Plasma mengandung 70 persen air dan faktor-faktor yang membantu membentuk gumpalan yang menghentikan pendarahan saat pembuluh darah rusak karena cedera.

Plasma mengandung protein yang penting untuk kesehatan dan membawa nutrisi ke jaringan di seluruh tubuh. Seseorang dapat menerima transfusi plasma jika mengalami luka bakar yang parah, infeksi, atau gagal hati.

  1. Transfusi granulosit  

Granulosit ialah jenis sel darah putih yang dibutuhkan tubuh untuk melawan infeksi bakteri dan jamur. Beberapa orang mungkin mengalami infeksi serius yang mengancam jiwa yang tidak merespons antibiotik yang tepat dan mereka mungkin memiliki tingkat granulosit yang rendah. Hal ini mungkin dapat terjadi karena penyakit atau pengobatan.

Orang-orang dengan kondisi tersebut mungkin memerlukan transfusi granulosit untuk jangka waktu yang singkat guna melawan infeksi. Granulosit dikumpulkan dari donor menggunakan apheresis. Yang terbaik adalah jika pasien menerima granulosit dari donor dengan golongan darah yang sama.

  1. Transfusi darah utuh  

Darah terdiri dari beberapa bagian berbeda, yang mencakup sel darah merah dan putih, plasma, dan trombosit. Darah utuh mengacu pada darah yang memiliki semua komponen ini.

Dalam beberapa kasus, individu mungkin perlu menjalani transfusi yang menggunakan darah utuh. Seseorang mungkin perlu menerima transfusi darah utuh jika mengalami perdarahan traumatis yang parah.

Sekarang kamu sudah tahu, transfusi darah tidak selalu melibatkan darah utuh. Terkadang, individu hanya memerlukan komponen tertentu dalam darah. Apa pun jenisnya, transfusi darah sangat membantu menyelamatkan nyawa. Jadi, kamu yang rutin atau setidaknya pernah mendonorkan darah, patut bangga. (*)

Editor: Redaksi Akurasi.id

Sumber: Idntimes.com

 

 

 

Tips Mencegah Infeksi Varian Omicron

Tips Mencegah Infeksi Varian Omicron

Akurasi.idVarian Omicron pertama kali dilaporkan di Afrika Selatan pada Rabu (24/11/2021). Lalu, pada Jumat (26/11/2021), Kelompok Penasihat Teknis WHO tentang Evolusi Virus SARS-CoV-2 (TAG-VE) menetapkan B.1.1.529 atau Omicron sebagai variant of concern. Varian Omicron menjadi perhatian karena memiliki lusinan mutasi yang bisa memengaruhi perilakunya. Diumumkan pada hari Kamis (16/12/2021) oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin., varian Omicron sudah terdeteksi di Indonesia. Lantas, apa saja cara mencegah infeksi varian Omicron? Ketahui selengkapnya di bawah ini!

  1. Menggencarkan vaksinasi

WHO menegaskan bahwa vaksinasi bisa melindungi kita dari gejala parah dan kematian. Mereka mengutip sebuah studi di mana vaksinasi telah menyelamatkan sekitar 470.000 nyawa orang yang berusia 60 tahun ke atas.

Selain itu, vaksin bisa mengurangi sirkulasi virus dan menekan kemungkinan mutasi baru yang lebih membahayakan. Namun, dosis booster mungkin diperlukan untuk memberi proteksi lebih terhadap infeksi.

  1. Tetap disiplin memakai masker dan menjaga jarak fisik

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), varian Omicron kemungkinan menyebar lebih mudah daripada virus SARS-CoV-2 asli (original strain). Namun, belum diketahui seberapa mudah Omicron menyebar bila dibanding dengan varian Delta.

Maka dari itu, walaupun kasus aktif makin menurun dari hari ke hari, WHO tetap menganjurkan kita untuk memakai masker yang pas, menjaga jarak fisik minimal 1 meter, serta menghindari tempat yang ramai dan tertutup. Ini dilakukan untuk mengurangi risiko paparan dan mencegah kita menularkan virus kepada orang lain.

  1. Tetap harus mencuci tangan secara berkala

Untuk menghentikan penyebaran COVID-19, WHO menganjurkan kita untuk mencuci tangan dengan air dan sabun secara berkala. Lakukan setelah menggunakan toilet, sebelum dan sesudah makan, setelah bersin atau batuk, ketika merawat orang sakit, saat menyiapkan makanan, serta setelah berinteraksi dengan hewan maupun kotorannya.

Selain itu, cucilah tangan setelah menyentuh permukaan benda di tempat umum, seperti gagang pintu atau pegangan, serta setelah pulang dari luar. Jika tidak ada air mengalir dan sabun di sekitar kita, pakailah hand sanitizer.

“Kebersihan tangan, tindakan yang sangat sederhana, menjadi salah satu cara utama untuk mengurangi infeksi terkait perawatan kesehatan dan meningkatkan keselamatan pasien,” ujar Dr. Poonam Khetrapal Singh, Direktur Regional WHO untuk wilayah Asia Tenggara.

  1. Melakukan testing dan tracing

Untuk mendeteksi keberadaan varian Omicron, WHO merekomendasikan whole genome sequencing. Menurut Prof. Wiku Adisasmito, Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, hal ini telah dilakukan pada pelaku perjalanan yang baru datang.

Mengutip laman resmi Satuan Tugas Penanganan COVID-19, ia mengatakan beberapa spesimen telah diambil dari pelaku perjalanan internasional yang masuk ke Indonesia sejak pertengahan Oktober 2021. Tracing juga dilakukan sesuai prosedur yang ada, yaitu mendeteksi orang yang pernah berinteraksi dengan kasus positif yang datang dari luar negeri.

  1. Berada di ruangan dengan ventilasi yang baik

WHO menyatakan bahwa penyebaran COVID-19 paling sering terjadi saat orang yang terinfeksi berada dalam kontak dekat atau berhadapan langsung dengan orang lain. Risiko penyebaran virus memang lebih tinggi di tempat yang ramai dan berventilasi buruk, di mana orang-orang menghabiskan waktu yang lama dalam jarak dekat.

Secara sederhana, kualitas udara bisa ditingkatkan dengan memasukkan udara bersih ke dalam ruangan untuk melenyapkan udara yang pengap. Memperbaiki ventilasi dan sirkulasi udara bisa menurunkan risiko penyebaran virus di dalam ruangan.

Selain dengan membuka jendela, bisa dengan menggunakan air purifier dengan filter HEPA. Alat ini bisa menghilangkan kuman dan virus di dalam ruangan dengan cepat serta meminimalkan paparan virus atau bakteri dari orang yang batuk atau bersin, WHO menyarankan.

Sekarang sudah paham kan cara mencegah infeksi varian omicron! Dipraktekkan ya! (*)

Editor: Redaksi Akurasi.id

Sumber: Idntimes.com

 

 

 

Kenali Dampak Buruk Tato bagi Tubuh dan Kesehatan

Kenali Dampak Buruk Tato bagi Tubuh dan Kesehatan

Akurasi.id Tato adalah salah satu bentuk modifikasi pada tubuh dengan menggambar menggunakan tinta atau pewarna yang disuntikkan di epidermis kulit. Meskipun jarang timbul komplikasi akibat perlakuan ini, tetap ada potensi risiko yang dapat muncul akibat penggunaan tato. Dampak buruk tato berkaitan dengan tinta yang digunakan, jarum suntik hingga ketahanan kulit setelah di tato.

Dilansir healthline dan medical news today, berikut 5 dampak buruk tato yang dapat kamu gunakan sebagai pertimbangan sebelum memutuskan untuk menggambar tato di tubuhmu. Simak yuk!

  1. Alergi tinta tato

Saat kulit tidak dapat menoleransi dengan baik tinta yang digunakan untuk menggambar tato, maka reaksi yang dapat dimunculkan adalah alergi. Disebutkan bahwa warna tinta yang seringkali menimbulkan alergi adalah tinta warna merah. Beberapa gejala alergi yang dapat dimunculkan adalah

  • Kulit kemerahan
  • Pembengkakan
  • Kulit ruam dan gatal-gatal
  • Kulit melepuh

Gejala ini dapat muncul sesaat setelah proses menato selesai atau beberapa minggu atau beberapa tahun sejak awal proses penatoan selesai.

  1. Infeksi kulit

Berbeda dari alergi, dampak infeksi tato lebih berkaitan dengan penggunaan jarum atau benda lain yang tidak steril. Selain itu, infeksi tato juga dapat ditimbulkan akibat perawatan luka tato dengan benar. Beberapa indikasi terjadinya infeksi akibat tato adalah sebagai berikut.

  • Pembengkakan
  • Kulit kemerahan
  • Timbul rasa nyeri
  • Gatal
  • Luka akibat tato terbuka
  • Demam, tubuh panas dingin
  • Nanah, jika infeksi tato tergolong parah

Apabila kamu mendapati gejala seperti ciri-ciri di atas, sebaiknya konsultasikan pada dokter untuk mendapatkan perawatan yang sesuai.

  1. Keloid 

Proses penggambaran tato akan melukai lapisan tengah epidermis kulit. Maka penting bagi pengguna tato untuk merawat luka yang timbul agar mendapat hasil gambar tato yang diinginkan. Saat luka bekas tato tidak dirawat dengan benar, maka hal ini dapat memicu munculnya keloid atau jaringan parut yang berlebih. Jaringan ini akan membentuk suatu benjolan yang mempengaruhi visual kulitmu.

  1. Reaksi tes MRI 

Tindakan MRI di dunia kesehatan digunakan dokter untuk memeriksa dan melihat kondisi tulang, organ atau bagian tubuh yang lain.

Pada saat kulit yang ditato menjalani proses ini, maka akan muncul beberapa efek samping akibat tato pada kulit seperti, ruam merah, peradangan hingga luka bakar. Meskipun prosedur ini jarang dilakukan, tapi ini bisa jadi pertimbangan untuk kamu yang berencana gambar tato ditubuhmu.

  1. Penularan

Proses gambar tato akan memunculkan luka dan berhungan dengan lapisan lain di bawah kulit. Saat alat yang digunakan tidak steril atau bahkan bekas pengguna sebelumnya yang mungkin telah terinfeksi suatu penyakit, maka besar kemungkinan dapat menulari tubuhmu. Beberapa infeksi penyakit yang dapat menular akibat gambar tato adalah

  • Hepatitis B
  • Hepatitis C
  • HIV

Itulah 5 dampak dari menggambar tato di tubuh yang perlu kamu ketahui. Sebaiknya pertimbangkan secara matang sebelum memutuskan pasang tato di tubuhmu. (*)

Editor: Redaksi Akurasi.id

Sumber: Idntimes.com

 

 

 

Dampak Buruk Infeksi Gigi yang Telah Menyebar

Dampak Buruk Infeksi Gigi yang Telah Menyebar

Akurasi.id – Infeksi gigi terjadi ketika bakteri memasuki saraf atau jaringan lunak gigi (pulpa) pada gigi yang bolong. Jika tidak diatasi, dampak buruk infeksi gigi berlubang ini bisa menyebar dan menyebabkan komplikasi hingga mengancam jiwa. Kenali bahaya dan ciri infeksi gigi yang telah menyebar beserta cara mengatasinya berikut ini.

Bahaya infeksi gigi yang telah menyebar

Salah satu bahaya gigi berlubang jika tidak diobati adalah meningkatnya risiko bakteri masuk dan menyebabkan infeksi. Dampak buruk Infeksi gigi akibat bakteri yang masuk ke bagian dalam gigi bisa menimbulkan tumpukan nanah di sekitar gigi, atau disebut dengan abses gigi. Abses gigi ini menimbulkan pembengkakan dan nyeri berdenyut di sekitar gigi. Jika terus didiamkan, bukan tidak mungkin infeksi kemudian menyebar ke jaringan sekitarnya, seperti rahang, leher, hingga otak. Saat bakteri yang menyebabkan infeksi gigi menyebar, organ tubuh lain juga akan berisiko mengalami gangguan kesehatan. Pembengkakan yang terjadi juga menyebabkan kesulitan menelan, bernapas, dan ketidakmampuan membuka mulut. Pembengkakan ini biasanya terjadi karena infeksi gigi geraham bawah. Namun, tidak menutup kemungkinan karena gigi yang lain pula. Infeksi gigi yang tak kunjung sembuh dalam hitungan minggu hingga bulan, bisa mengarah pada komplikasi yang mengancam jiwa.   Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi jika infeksi gigi telah menyebar, antara lain:

  • Sepsis, yakni reaksi parah tubuh terhadap infeksi yang menyebar
  • Angina ludwig, yakni infeksi bakteri serius yang menyerang dasar mulut, seperti bawah lidah
  • Necrotizing fasciitis, yakni infeksi parah yang menyebabkan kerusakan jaringan lunak dalam tubuh
  • Mediastinitis, yakni peradangan ruang yang terletak di antara paru-paru (mediastinum)
  • Endokarditis, yakni peradangan lapisan dalam jantung (endokardium) ketika bakteri telah sampai ke jantung
  • Trombosis sinus kavernosus, yakni gumpalan darah pada sinus, tepatnya di bawah otak dan di belakang mata
  • Osteomielitis, yakni infeksi jaringan tulang
  • Abses otak, kumpulan nanah yang terbentuk di otak karena bakteri penyebab infeksi telah menyebar

Kabar baiknya, Ghana Medical Journal menyatakan bahwa infeksi gigi yang menyebabkan kematian hampir jarang terjadi pada orang yang memiliki sistem imun yang baik. Terlebih, saat ini teknologi dan pelayanan kesehatan sudah semakin berkembang. Meski begitu, ini bukan alasan Anda bisa mengabaikan gigi berlubang. Anda perlu segera berkunjung ke dokter untuk menambal gigi yang berlubang atau mendapatkan perawatan lainnya.

Ciri infeksi gigi yang telah menyebar

Secara umum, jika mengalami infeksi akibat gigi berlubang atau kerusakan gigi lainnya, Anda mungkin akan mengalami salah satu atau beberapa gejala berikut ini:

  • Sakit gigi berdenyut
  • Nyeri hingga ke tulang rahang, telinga, dan leher
  • Rasa sakit semakin menjadi-jadi saat berbaring
  • Sensitif terhadap tekanan di mulut, termasuk makanan atau minuman panas atau dingin
  • Pipi bengkak
  • Kelenjar getah bening lunak atau bengkak
  • Bau mulut
  • Demam

Infeksi gigi yang tidak segera ditangani, dapat menyebar ke jaringan sekitar gigi bahkan ke jaringan lunak di dalam tubuh. Beberapa gejala jika infeksi gigi telah menyebar, antara lain:

  • Pusing atau sakit kepala
  • Kelelahan
  • Demam yang disertai dengan kulit memerah, berkeringat, dan panas dingin
  • Pembengkakan di area mulut dan wajah hingga menyebabkan sulit membuka mulut, menelan, hingga sulit bernapas
  • Dehidrasi yang ditandai dengan kurang buang air kecil, urine gelap, dan kebingungan
  • Detak jantung meningkat
  • Napas cepat
  • Sakit perut
  • Diare
  • Muntah
  • Rasa tidak enak di mulut

Cara mengatasi infeksi gigi yang telah menyebar

Ketika mengalami salah satu atau beberapa ciri infeksi gigi di atas, Anda harus segera ke dokter gigi untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Pasalnya, infeksi gigi tidak bisa hilang dengan sendirinya. Anda mungkin merasa nyeri telah hilang, tetapi terhentinya rasa sakit bisa saja karena saraf sudah tidak berfungsi. Sedangkan bakteri akan terus menyebar dan menghancurkan jaringan di sekitarnya. Berikut ini beberapa cara mengatasi infeksi gigi yang mungkin direkomendasikan oleh dokter:

  • Insisi dan drainase abses, yakni membuat sayatan kecil untuk mengeluarkan nanah di sekitar gigi
  • Perawatan saluran akar, yakni prosedur untuk menghilangkan pulpa di bagian gigi yang terinfeksi
  • Cabut gigi, yakni mencabut gigi yang tidak bisa diselamatkan
  • Antibiotik, yakni obat yang diberikan untuk membantu melawan infeksi bakteri

Sering diabaikan, ternyata sakit gigi juga bisa menjadi tanda awal adanya infeksi pada gigi Anda. Penanganan yang cepat dan tepat bisa mencegah bakteri menyebar ke jaringan lain dan kemungkinan sembuh semakin besar. Bahkan, cara ini juga bisa mencegah terbentuknya abses gigi.Menjaga kebersihan gigi dan mulut serta rutin memeriksakan gigi ke dokter setiap 6 bulan sekali bisa menjadi salah satu cara mencegah gigi berlubang yang bisa mengakibatkan infeksi. (*)

 

Editor: Redaksi Akurasi.id

Sumber: Sehatq.com

 

 

 

Mitos Populer Penanganan Luka Ini Tak Bisa Dipercaya Lagi

Mitos Populer Penanganan Luka Ini Tak Bisa Dipercaya Lagi

Akurasi.id – Tak sedikit mitos populer penanganan luka yang justru memperlambat proses penyembuhan dan menyebabkan infeksi. Biar gak salah paham lagi, berikut ini penjelasan lengkapnya!

  1. Mitos 1: Mengoleskan pasta gigi pada luka bakar bertujuan agar cepat sembuh

Sebagian besar orang masih mengandalkan pasta gigi sebagai pertolongan pertama pada luka bakar. Padahal, ada berbagai bahan kimia dalam produk tersebut yang malah akan memperparah kondisinya.

Dilansir Healthline, kandungan sodium fluoride dalam pasta gigi akan memerangkap panas serta bakteri pada luka bakar. Akhirnya, kondisi ini membuat proses penyembuhan menjadi lebih lama serta menimbulkan infeksi.

Tak hanya pasta gigi, upaya pertolongan pertama dengan mengoleskan minyak atau mentega juga sama kelirunya. Sebab, tindakan ini hanya akan memperparah luka bakar serta memicu iritasi.

  1. Mitos 2: Luka kecil tak perlu diobati

Banyak orang yang memilih untuk mengabaikan luka kecil ketika mengalaminya. Alasannya, karena luka itu dianggap bisa sembuh dengan sendirinya. Faktanya, pernyataan ini hanyalah sekadar mitos belaka.

Dilansir Kids Health, meskipun hanya goresan kecil, luka tetap bisa menjadi jalur masuk ideal bagi bakteri. Tanpa perawatan yang tepat, akhirnya luka malah akan berpotensi mengalami infeksi. So, jangan abaikan luka kecilmu lagi, ya!

3.Mitos 3: Membasuh luka dengan air laut akan mempercepat proses penyembuhan

Air laut memang memiliki kandungan garam yang tinggi. Oleh sebab itu, banyak orang yang menganggap jika membasuh atau merendam luka terbuka di dalamnya dapat membersihkan kuman dan mempercepat proses penyembuhan luka.

Sayangnya, pernyataan ini merupakan suatu kesalahpahaman. MedicineNet menyebutkan jika air laut berpotensi mengandung sejumlah mikroba, seperti cacing, parasit, ataupun ameba yang dapat menimbulkan infeksi.

Alih-alih sembuh, kondisi ini bisa memperlambat proses penyembuhan bahkan memperparah luka. So, bila kamu ingin berlibur ke pantai namun memiliki luka. Maka, tunda dahulu sampai lukamu telah benar-benar sembuh.

4.Mitos 4: Luka yang dibiarkan terbuka akan lebih cepat kering

Banyak yang percaya jika luka akan lebih cepat sembuh apabila dibiarkan terbuka begitu saja. Sayangnya, tindakan ini justru malah memperlambat proses penyembuhan luka, lho. Pasalnya, luka yang terbuka lebih rentan terkena infeksi akibat kuman dan bakteri yang masuk.

Selain itu, perlu kamu ketahui bahwa kulit yang terluka sekali pun tetap harus terjaga kelembapannya. Menurut keterangan dari American Academy of Dermatology Association, kamu disarankan untuk mengoleskan petroleum jelly pada area luka secara tipis-tipis.

Hal ini bertujuan untuk mencegah bekas luka membesar, mempercepat proses penyembuhan dan mengurangi rasa gatal. Oleh sebab itu, gunakan plester dan ganti secara berkala untuk menutupi luka setelah diobati.

  1. Mitos 5: Membersihkan luka harus menggunakan alkohol

Demi mencegah terjadinya infeksi, luka memang harus segera dibersihkan. Tepat sebelum diobati dan diberi plester atau perban. Namun, tak sedikit yang membersihkannya dengan menggunakan alkohol.

Mengutip WebMD, alkohol memang mampu membunuh kuman penyebab infeksi. Akan tetapi, zat ini terlalu keras sehingga menimbulkan sensasi terbakar dan perih di kulit. Akhirnya, kondisi itu dapat memicu iritasi serta memperlambat proses penyembuhan.

Sekarang kamu sudah mengetahui fakta-fakta sebenarnya, kan? Jangan lupa untuk selalu mengecek informasi yang telah didapatkan, ya. Ini demi mencegahnya agar tidak merugikan kamu atau orang lain di kemudian hari. Mulai saat ini jangan percaya lagi mitos populer penanganan luka yang berkembang di masyarakat sebelum mencari tahu jawaban ilmiahnya. (*)

Editor: Redaksi Akurasi.id

Sumber: Idntimes.com

 

 

 

Tips Mengobati Batuk Pilek Tanpa Obat

Tips Mengobati Batuk Pilek Tanpa Obat

Akurasi.id – Perlu kamu tahu kalau batuk dan pilek umumnya disebabkan oleh virus. Kabar baiknya, itu bisa sembuh dengan sendirinya. Meski begitu, mungkin kamu merasa aktivitasmu banyak terganggu jika batuk dan pilekmu gak sembuh-sembuh, bahkan bisa jadi berhari-hari. Karenanya kamu perlu tahu tips mengobati batuk pilek.

Minum antibiotik pun gak mempan karena itu untuk mengobati bakteri. Terus gimana dong? Dilansir dari berbagai sumber, berikut ini IDN Times rangkum ulasan tips mengobati batuk pilek dalam semalam yang bisa kamu terapkan. Mau tahu info selengkapnya, simak di bawah ini!

  1. Perbanyak minum untuk menipiskan lendir

Batuk dan pilek biasanya menyebabkan lendir atau ingus berlebihan yang menumpuk di belakang tenggorokan (postnasal drip). Dengan memperbanyak minum, tubuhmu akan terhidrasi dengan baik dan selaput lendirmu akan tetap lembap.

Selain itu, lendir akibat postnasal drip akan menipis. Adapun, cara ampuh untuk meredakan tenggorokan dengan minum teh hangat yang telah dicampur madu.

  1. Mandi atau berendam air hangat

Biasanya, batuk dan pilek makin menjadi-jadi saat udara kering. Karena itu, kamu bisa mandi atau berendam air hangat untuk mengurasi batuk dan pilekmu. Selain berendam air hangat, kamu pun bisa menggunakan alternatif lain dengan humidifer atau pelembap ruangan.

  1. Mengisap permen lozengesatau pereda tenggorokan

Mengisap permen ternyata juga bisa meredakan batukmu loh. Namun, bukan sembarang permen ya. Pilihlah permen pelega tenggorokan yang mengandung mentol. Dengan begitu, hidung tersumbat dan nyeri tenggorokan akan lega.

  1. Tetaplah di rumah dan hindari kerumunan orang

Cara terbaik untuk sembuh adakah istirahat yang cukup di rumah. Itu akan mengembalikan staminamu yang turun karena sakit. Hal itu juga mencegahmu untuk bertemu dengan banyak orang yang bisa jadi menularkan penyakitmu.

  1. Hindari alkohol dan rokok

Mengonsumsi alkohol dan rokok hanya akan memperparah kondisimu. Itu karena sistem imunmu akan memburuk seiring dengan banyaknya kamu mengonsumsi alkohol dan rokok. Sebaiknya, hindari agar kamu bisa lekas sembuh.

  1. Makan makanan bergizi

Sakit kadang memang bikin gak nafsu makan. Namun, kamu perlu ingat kalau tubuhmu butuh asupan nutrisi yang cukup, apalagi kalau lagi sakit. Dengan makan makanan bergizi, tubuhmu akan lebih mudah untuk pulih.

  1. Tidur yang cukup

Terakhir, hindari begadang dan tidurlah dengan cukup. Gak masalah jika kamu tidur agak lebih lama, asal kondisimu bisa membaik.

Itu tadi cara mengobati batuk pilek dalam semalam tanpa obat yang mudah. Batuk dan pilek biasanya terjadi pas pergantian musim atau cuaca lagi gak menentu. Karena itu, jaga dirimu dengan baik ya. Jangan lupa olahraga agar tubuhmu tetap fit! (*)

Editor: Redaksi Akurasi.id

Sumber: Idntimes.com