Pro Kontra Vitamin D Mampu Usir Covid-19, Ini Fakta!

Pro Kontra Vitamin D Mampu Usir Covid-19, Ini Fakta!

Pro Kontra Vitamin D Mampu Usir Covid-19, Ini Fakta!

Vitamin D diketahui dapat membantu mempertahankan bahkan meningkatkan imunitas. (Multivitamin. – Bloomberg)

Akurasi.id – Vitamin D diketahui dapat membantu mempertahankan bahkan meningkatkan imunitas. Tidak heran jika suplemen vitamin ini banyak dicari masyarakat di masa pandemi Covid-19. Namun begitu masih terjadi pro kontra vitamin D di tengah-tengah masyarakat.

Belakangan beberapa penelitian mengklaim vitamin D berperan penting dalam proses pencegahan dan pengobatan Covid-19. Semua kemungkinan terbuka dari penelitian-penelitian yang dilakukan, namun belum ada cukup bukti untuk memastikannya.

Untuk wilayah dengan sinar matahari yang cukup sepanjang tahun seperti di Indonesia, biasanya masyarakat tidak akan kekurangan vitamin D. Sebaliknya, untuk wilayah yang kurang mendapatkan sinar matahari seperti di Inggris, masyarakatnya biasanya disarankan untuk mengonsumsi suplemen vitamin D.

Jelang musim dingin, warga Inggris disarankan untuk mengonsumsi vitamin D. Bahkan, khusus musim dingin 2020, pemerintah Inggris memberikan suplemen vitamin D secara gratis untuk warganya yang berisiko tinggi terhadap Covid-19. Lalu, apakah berarti vitamin D dapat mencegah infeksi Covid-19? Ini yang masih menjadi pro kontra vitamin D.

Dilansir dari tempo.co, Rabu (14/07/2021), Tim peneliti Universitas Northwestern pernah menemukan hubungan antara kekurangan vitamin D dengan infeksi virus corona. Mereka juga menyatakan pasien dari negara-negara dengan tingkat kematian Covid-19 yang tinggi diketahui memiliki kadar vitamin D yang rendah. Tetapi, para peneliti memberikan catatan terhadap hasil penelitian tersebut. Mereka mengaku butuh penelitian lebih lanjut untuk menjelaskan hubungan antara tingkat infeksi virus dan vitamin D dari satu negara dengan negara lain.

Penelitian lebih lanjut sangat dibutuhkan sebab ada perbedaan kualitas perawatan kesehatan, tingkat tes, usia populasi, atau jenis virus yang berbeda di setiap negara.

“Intinya, belum cukup data untuk bisa mengatakan vitamin D dapat mencegah seseorang terinfeksi Covid-19,” jelas Profesor Zubairi Djoerban melalui laman Instagramnya.

Penelitian di India beberapa waktu belakangan menjadi topik hangat. Salah satunya National Herald India dengan judul “Vitamin D shows promising results in Covid-19 treatment: PGI doctors”. Dalam penelitian tersebut, tim dokter India menyatakan studi mereka membuktikan pemberian vitamin D mungkin sekali bermanfaat sebagai bagian dari Covid-19. Namun, mereka juga menyampaikan pemberian vitamin D sebelum diagnosis tidak mempengaruhi hasil pengobatan pasien.

“Artinya, vitamin D yang dikonsumsi sebelum pasien terdiagnosis Covid-19 dibanding dengan yang tidak mengonsumsi ternyata sama saja hasilnya,” jelas Zubairi.

Penelitian juga memuat apabila dosis vitamin D terlalu banyak akan ditemukan keracunan sebagai efek samping. Meski pemberian tambahan vitamin D sebesar 10-25 mikrogram setiap hari dapat memproteksi pasien terhadap infeksi akut saluran pernapasan, menurutnya belum ada cukup bukti untuk mencegah Covid-19.

“Dari poin-poin tadi, saya memandang belum ada cukup bukti vitamin D mencegah seseorang terinfeksi Covid-19. Begitu juga untuk pengobatannya,” jelasnya.

Bahkan, Food Drug Administration (FDA) Amerika Serikat tidak mengeluarkan izin untuk vitamin D sebagai bagian dari pengobatan Covid-19. Zubairi menegaskan satu-satunya cara paling efektif untuk mencegah Covid-19 saat ini adalah dengan menerapkan protokol kesehatan. Saat ini, masih sulit mengetahui apakah vitamin D bisa mencegah dan mengobati Covid-19.

“Hasil beberapa penelitian belum konsisten. Asupan vitamin D tetap penting namun bukan dalam rangka mengobati Covid-19,” tuturnya. (*)

 

Editor: Yusva Alam

 

Tips menjaga Kesehatan Mental di Masa Pandemi COVID-19

Tips menjaga Kesehatan Mental di Masa Pandemi COVID-19

Tips menjaga Kesehatan Mental di Masa Pandemi COVID-19

Olahraga merupakan salahsatu tips menjaga kesehatan mental. (photo/pixabay/jeviniya)

Akurasi.id – Pandemi COVID-19 tak hanya berbahaya bagi fisik, namun juga berdampak negatif pada kesehatan mental. Karena itu perlunya kita mengetahui tips menjaga kesehatan mental

Pembatasan kegiatan dan situasi darurat yang terus-menerus terjadi, membuat sebagian besar masyarakat rentan stres. Agar tak berujung menjadi depresi, ada beberapa tips menjaga kesehatan mental di masa pandemi yang bisa diterapkan dengan mudah.

Cara Menjaga Kesehatan Mental

Berikut ini dilansir dari Indozone.id, Selasa (13/07/2021) kami bagikan tips dan cara menjaga kesehatan mental di masa pandemi COVID-19.

  1. Menulis

Menjaga kesehatan mental dengan menulis bisa jadi pilihan yang tepat. Menulis berperan penting untuk menuangkan emosi negatif yang sedang kamu rasakan. Gerakan tangan saat menulis juga dapat mengurangi stres dan membuat pikiran lebih rileks. Bukan itu saja, menulis pun bisa menstimulasi otak sehingga kreativitas meningkat.

  1. Meditasi

Cara menjaga kesehatan mental juga bisa dilakukan dengan meditasi. Meditasi bermanfaat untuk mengendalikan emosi, mengontrol rasa cemas, dan melawan depresi. Meditasi juga dapat menurunkan tekanan darah sehingga bisa meredakan stres dan membuat tidur lebih nyenyak. Cara meditasi pun mudah, cukup duduk dan atur pernapasan perlahan selama 10-30 menit, di waktu dan tempat yang tenang.

  1. Olahraga

Tips menjaga kesehatan mental berikutnya yaitu dengan rutin berolahraga. Olahraga mampu meningkatkan hormon endorfin yang dapat mengurangi rasa sakit dan meredakan stres. Beberapa olahraga yang bisa dilakukan di rumah yaitu yoga, squat, lompat tali, dan badminton. Aktivitas fisik lainnya yang juga bermanfaat seperti olahraga yakni memasak, berkebun, dan membersihkan rumah.

  1. Konsumsi makanan sehat

Kesehatan mental bisa dipengaruhi oleh makanan dan minuman yang kamu konsumsi. Agar kesehatan mental tetap terjaga, konsumsilah makanan sehat seperti buah-buahan, sayuran, makanan laut, daging, kacang-kacangan, serta susu. Hindari makanan cepat saji, makanan tinggi lemak, makanan terlalu manis atau terlalu asin, dan minuman alkohol. Karena selain bisa mengganggu kesehatan mental, makanan yang tidak sehat juga dapat menurunkan imunitas sehingga tubuh mudah terinfeksi COVID-19.

  1. Menjalin komunikasi

Kesepian sangat berbahaya bagi kesehatan mental karena bisa menimbulkan rasa sakit fisik, gangguan tidur, bahkan kematian dini. Salah satu cara menjaga kesehatan mental di masa pandemi adalah dengan menjalin komunikasi dengan orang terdekat. Hubungilah keluarga, sahabat, teman, atau teman kerja melalui pesan singkat, telepon, atau video call. Kamu bisa saling berbagi cerita atau kekhawatiran untuk meringankan beban pikiran.

Itulah beberapa car menjaga kesehatan mental di masa pandemi COVID-19 agar tidak mudah stres dan depresi. Semoga bermanfaat! (*)

Editor: Yusva Alam

Wapada! 5 Jenis Penyakit Autoimun Ini Lebih Sering Menyerang Perempuan

Wapada! 5 Jenis Penyakit Autoimun Ini Lebih Sering Menyerang Perempuan

Wapada! 5 Jenis Penyakit Autoimun Ini Lebih Sering Menyerang Perempuan

Ilustrasi dokter dan pasien (pexels.com/MART PRODUCTION)

Akurasi.id – Jenis Penyakit autoimun atau yang juga dikenal sebagai autoimun merupakan penyakit yang cukup umum di dunia dan prevalensinya meningkat. Autoimun terjadi saat sistem kekebalan tubuh tidak mampu membedakan antara sel sendiri dan sel asing sehingga tubuh untuk menyerang sel-sel sehat.

Autoimun dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan, tetapi ada beberapa jenis penyakit autoimun yang lebih rentan menyerang perempuan. Di bawah ini akan dibahas beberapa jenis penyakit autoimun yang lebih rentan menyerang perempuan, dilansir dari idntimes, Senin (12/07/2021).

  1. Psoriasis

Psoriasis merupakan kondisi yang menyebabkan sel-sel kulit menumpuk lebih cepat daripada normalnya. Pada gilirannya, sel-sel berlebih ini membentuk sisik merah, keperakan, tidak merata, dan kadang menyakitkan.

Gejalanya bisa ringan berupa bintik-bintik kecil hingga parah yang menutupi area kulit yang luas. Hal ini dapat menyebabkan kuku menebal, bergerigi atau berlubang, dan nyeri sendi. Walaupun psoriasis lebih umum pada perempuan, laki-laki yang mengalami psoriasis memiliki gejala yang lebih parah.

  1. Rheumatoid arthritis

Reumatoid artritis (RA) terjadi ketika sistem kekebalan menyerang lapisan berbagai sendi di seluruh tubuh. RA menyebabkan sendi menjadi nyeri, kaku, bengkak, dan kelemahan otot, yang menyebabkan berkurangnya gerakan dan fungsi.

Hormon khas perempuan kemungkinan berperan dalam timbulnya masalah imunitas ini. Dari keseluruhan pasien RA, sebanyak 75 persen di antaranya adalah perempuan, biasanya mengembangkan kondisi antara usia 30 dan 50 tahun. Usia ini lebih muda daripada ketika laki-laki biasanya terkena RA.

  1. Multiple sclerosis (MS)

Multiple sclerosis (MS) adalah penyakit yang menyerang otak dan sumsum tulang belakang. MS terjadi saat sistem kekebalan tubuh menyerang lapisan pelindung di sekitar saraf. Perempuan yang didiagnosis dengan MS jumlahnya dua hingga tiga kali lebih banyak daripada laki-laki. Beberapa ahli berteori bahwa itu bisa jadi karena persentase lemak tubuh dan obesitas perempuan yang lebih tinggi. Hal ini terkait dengan peradangan, pemain kunci dalam pengembangan MS.

Seperti banyak penyakit autoimun lainnya, gejala yang ditimbulkan bisa sangat bervariasi. Namun, secara umum orang dengan MS biasanya merasakan:

  • kebanyakan orang dengan MS pertama kali melihat gejala berupa penglihatan kabur atau ganda;
  • kelemahan dan masalah dengan koordinasi, keseimbangan, berbicara, dan berjalan;
  • kelumpuhan;
  • tremor;
  • mati rasa dan kesemutan di lengan, kaki, tangan, serta kaki.
  1. Systemic lupus erythematosus

Systemic Lupus Erythematosus (SLE) atau yang lebih dikenal dengan lupus menyerang dan merusak bagian tubuh mana pun, termasuk persendian, kulit, otak, paru-paru, ginjal, dan pembuluh darah. Sembilan dari sepuluh orang dengan lupus adalah perempuan dan umumnya berusia antara 15 hingga 44 tahun. Pada beberapa orang, lupus menyebabkan gejala ringan, sementara yang lain menghadapi risiko kesehatan yang serius, seperti penyakit ginjal, penyakit kardiovaskular, dan stroke.

Gen memiliki peran terhadap terjadinya lupus. Namun, faktor-faktor, seperti estrogen, lingkungan, obat-obatan, dan virus, juga bisa memicu terjadinya lupus. Gejala lupus biasanya meliputi:

  • sakit kepala, pusing, kejang, masalah ingatan, atau perubahan perilaku;
  • demam;
  • penurunan berat badan;
  • rambut rontok;
  • seriawan;
  • kelelahan;
  • ruam kupu-kupu di hidung dan pipi;
  • ruam di bagian tubuh lainnya;
  • sendi yang nyeri atau bengkak dan nyeri otot;
  • sensitivitas terhadap matahari;
  • nyeri dada.
  1. Penyakit Hashimoto

Penyakit Hashimoto juga dikenal sebagai tiroiditis Hashimoto. Kondisi ini paling sering muncul ketika tiroid tidak memproduksi cukup hormon tiroid meskipun dalam beberapa kasus kadar hormon tiroid normal atau bahkan meningkat.

Penyakit Hashimoto mempengaruhi perempuan sepuluh kali lebih banyak daripada laki-laki. Ini biasanya terjadi pada perempuan paruh baya dan berkembang perlahan seiring waktu atau secara bertahap merusak tiroid serta mengurangi kadar hormon tiroid. Gejala penyakit Hashimoto biasanya meliputi:

  • kelelahan tanpa alasan,
  • kulit kering,
  • wajah pucat dan bengkak,
  • sembelit,
  • kelemahan,
  • penambahan berat badan,
  • sensitivitas terhadap dingin,
  • nyeri otot dan sendi kaku.

Saat ini, tidak ada obat yang bisa benar-benar menyembuhkan penyakit autoimun, tetapi diagnosis dini dapat membantu pasien mulai mengelola kondisi sesegera mungkin. Selain itu, perempuan dan laki-laki dengan penyakit autoimun masih dapat menjalani kehidupan yang sehat, jadi tidak perlu terlalu khawatir jika kamu atau orang di sekitarmu didiagnosis dengan masalah ini. (*)

Editor: Yusva Alam

Jangan Panik Dulu, Ini Cara Alami Melegakan Sesak Napas

Jangan Panik Dulu, Ini Cara Alami Melegakan Sesak Napas

Jangan Panik Dulu, Ini Cara Alami Melegakan Sesak Napas

Ilustrasi pertolongan saat sesak napas di rumah (everydayhealth.com)

Akurasi.id – Sesak napas atau dispnea adalah kondisi gangguan pernapasan yang mempersulit masuknya udara ke paru-paru. Ini dapat disebabkan oleh masalah jantung dan paru-paru, dan bisa terjadi dalam jangka pendek (beberapa menit atau jam) dan jangka panjang (beberapa hari, minggu, atau lebih). Jangan panik jika mengalaminya! Ini cara alami melegakan sesak napas.

Tidak semua gejala sesak napas disebabkan oleh gangguan medis. Untuk mencegahnya datang di kemudian hari, kamu bisa memelihara gaya hidup sehat seperti:

  • Berhenti merokok dan menghindari asap rokok
  • Menghindari paparan polutan, alergen, dan racun
  • Menurunkan berat badan jika ada riwayat obesitas atau kelebihan berat badan
  • Menghindari kegiatan yang melibatkan aktivitas berat dan ketinggian, seperti hiking
  • Makan makanan bergizi seimbang, cukup tidur, dan olahraga rutin

Bila sesak napas bukan diakibatkan oleh kondisi medis atau penyakit, ada beberapa cara melegakan sesak napas secara alami yang bisa kamu lakukan untuk mengatasinya sendiri di rumah. Simpan artikel ini karena bisa berguna saat butuh. Dilansir dari idntimes.com, Sabtu (10/07/2021) inilah cara-caranya.

  1. Teknik pursed-lips breathing(PLB)

Lakukan teknik PLB saat mengalami sesak napas, terutama saat membungkuk, mengangkat benda, atau mendaki tangga. Dilansir Healthline, teknik ini membuat pernapasan lebih relaks, sehingga pengambilan napas jadi lebih dalam dan melepaskan udara yang terperangkap di paru-paru.

Cara melakukannya:

  • Pastikan otot leher dan bahu relaks
  • Tarik napas perlahan melalui hidung selama dua hitungan, jaga mulut tetap tertutup
  • Monyongkan bibir seperti ingin bersiul
  • Buang napas perlahan dan lembut melalui celah bibir hingga hitungan keempat
  1. Duduk condong ke depan

Beristirahat sambil duduk dapat membantu tubuh lebih relaks dan bernapas jadi lebih mudah.

  • Duduk di kursi dengan kaki rata di lantai, condongkan dada sedikit ke depan
  • Letakkan kedua siku di lutut atau pegang dagu dengan tangan. Jaga otot leher dan bahu tetap relaks
  1. Tiduran di meja

Jika di sekitarmu ada kursi atau meja, duduklah dengan bertumpu pada meja untuk istirahat dan mengatur napas. Kemudian, lakukan ini:

  • Duduk menghadap meja dengan kaki rata di lantai
  • Condongkan dada sedikit ke depan dan letakkan tangan di atas meja
  • Istirahatkan kepala dengan meletakkannya di atas kedua tangan atau gunakan bantal
  1. Berdiri bersandar ke dinding

Berdiri juga dapat membantu tubuh dan saluran pernapasan relaks. Lakukan cara ini:

  • Berdirilah membelakangi dinding dan sandarkan pinggul pada dinding
  • Lebarkan kaki sejajar dengan bahu dan letakkan tangan di paha
  • Dengan bahu yang relaks, condongkan tubuh sedikit ke depan dan biarkan lengan berayun ke depan tubuh
  1. Berdiri dengan tumpuan tangan

Caranya:

  • Berdirilah di dekat meja atau dinding
  • Letakkan siku atau tanganmu di atas perabot tersebut dan jaga agar leher tetap relaks
  • Pastikan bahu relaks dan istirahatkan kepalamu
  1. Posisi tidur relaks

Tidak jarang, banyak yang mengalami sesak napas saat tidur. Ini bisa membuatmu seseorang sering terbangun secara tiba-tiba serta dapat mengurangi kualitas dan durasi tidur.

Cobalah berbaring miring dengan bantal di antara kaki dan kepala ditinggikan dengan bantal, jaga agar punggung tetap lurus. Atau, kamu dapat berbaring telentang dengan meletakkan bantal ekstra agar kepala lebih tinggi dan taruh batal di bawah lutut untuk menopang lutut.

Kedua posisi tersebut membantu tubuh dan saluran pernapasan lebih relaks, sehingga bernapas jadi lebih mudah.

Pertimbangkan untuk konsultasi ke dokter bila kamu merasa mengalami henti napas saat tidur atau sleep apnea. Bila benar mengidapnya, mungkin dokter akan merekomendasikan penggunaan mesin continuous positive airway pressure (CPAP).

  1. Pernapasan diafragma

Untuk mempraktikkan pernapasan diafragma, ikuti langkah-langkah ini:

  • Duduk di kursi dengan lutut dilipat dan bahu, kepala, dan leher dalam kondisi relaks
  • Letakkan satu tangan di perut dan satunya lagi di dada
  • Tarik napas perlahan melalui hidung dalam dua hitungan dan rasakan perutmu bergerak di bawah tangan. Kuncinya, perut harus lebih banyak bergerak, bukan dada
  • Saat mengeluarkan napas, kencangkan otot-otot tubuhmu. Kuncinya, kamu harus merasakan perut mengempis ke dalam
  • Embuskan napas melalui mulut dengan bibir yang dimonyongkan. Embusan napas harus lebih lama dari biasanya sebelum perlahan menghirup udara lagi

Ulangi langkah-langkah ini selama sekitar 5 menit atau sekitar 10 kali untuk melegakan sesak napas.

  1. Gunakan kipas angin

Sebuah studi di Inggris tahun 2010 berjudul “Does the use of a handheld fan improve chronic dyspnea?” dalam Journal of Pain and Symptom Management tahun 2010 menyatakan bahwa udara sejuk dapat membantu melegakan sesak napas.

Jadi, kamu bisa mencoba kipasi diri atau pakai kipas angin dan arahkan ke wajah untuk meringankan sesak napas.

  1. Minum minuman berkafein

Studi lainnya di Inggris yang berjudul “Caffeine for asthma” dalam jurnal Cochrane Database of Systematic Reviews tahun 2010 menemukan bahwa kafein—senyawa dalam kopi dan teh—dapat membuat otot saluran pernapasan lebih relaks pada pasien asma.

Trik ini juga bisa kamu coba saat mengalami sesak napas. Sekadar informasi, efek relaksasi kafein bisa meningkatkan fungsi paru-paru hingga 4 jam.

  1. Minum teh jahe

Selain kopi atau teh, kamu juga bisa minum teh jahe untuk melegakan pernapasan. Dilansir The Healthy, teh jahe bisa membantu mengeluarkan lendir pada saluran pernapasan.

Kamu bisa dengan mudah membuatnya di rumah. Caranya:

  • Kupas dan potong satu atau dua ruas jahe, lalu masukkan ke panci yang berisi dua cangkir air mendidih
  • Rebus selama 5-10 menit
  • Saring teh jahe ke dalam cangkir
  • Jika ingin agak manis, tambahkan madu secukupnya
  1. Berlatih yoga

Untuk pasien penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), pose yoga bisa memberi kelegaan pada pernapasan. Menurut studi dari American College of Chest Physicians (ACPC) tahun 2013, yoga bisa membantu meningkatkan fungsi paru-paru para pasien PPOK.

Dalam studi tersebut, 29 pasien dengan PPOK berlatih yoga 1-2 kali seminggu selama empat minggu. Lalu, selama empat minggu setelahnya, mereka berlatih yoga setiap dua minggu, dan empat minggu terakhir dihabiskan untuk berlatih yoga di rumah. Setelah tiga bulan, mereka melaporkan pernapasan dan fungsi paru-parunya meningkat.

  1. Terapi uap

Jika sesak napas diakibatkan oleh penumpukan lendir dari infeksi bakteri atau virus, salah satu cara meredakannya adalah dengan menghirup uap hangat. Hidung yang tersumbat pun bisa langsung lega dengan uap hangat. Begini cara melakukannya:

  • Isi satu mangkuk besar dengan air panas
  • Tambahkan beberapa tetes minyak kayu putih atau minyak esensial peppermint atau eukaliptus
  • Letakkan handuk di atas kepala dan hirup uap hangatnya selama beberapa menit (*)

Editor: Yusva Alam

 

Apakah Benar Susu Steril Penangkal Virus?

Apakah Benar Susu Steril Penangkal Virus?

Apakah Benar Susu Steril Penangkal Virus?

Susu steril dianggap bisa meningkatkan daya tahan tubuh sehingga membuatnya laris diborong. (freepik.com/jcomp)

Akurasi.id – Beberapa waktu terakhir, kita dihebohkan dengan fenomena panic buying salah satu merek susu steril terkenal hingga produknya ludes di mana-mana, bahkan banyak penjual yang sengaja menaikkan harga secara drastis! Ini karena banyak yang mengklaim susu steril penangkal virus corona SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19.

Apa benar susu steril penangkal virus corona dan mendongkrak daya tahan tubuh terus optimal? Dilansir dari idntimes.com, Jumat (08/07/2021) berikut penjelasan dari dr. Cut Hafiah, M.Gizi, SpGK, AIFO-K, dokter spesialis gizi klinik dari RS Hermina Galaxy.

  1. Kandungan gizinya tidak jauh berbeda dengan susu lainnya

Susu steril dianggap bisa meningkatkan daya tahan tubuh sehingga membuatnya laris diborong. Faktanya, kandungan susu tersebut kurang lebih sama seperti merek lainnya.

“Tidak ada perbedaan. Malah, beberapa susu memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan susu tersebut. Memang, susu itu sudah dikenal sejak lama, jadi apa pun penyakitnya, obatnya itu,” dr. Cut memaparkan.

Ia menekankan bahwa penanganan pertama penyakit adalah dengan pengobatan yang tepat, sembari mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang. Susu hanya sebagai penunjang yang menyuplai protein, karbohidrat, lemak, dan vitamin yang dibutuhkan tubuh. Kurang tepat jika susu tersebut diklaim bisa menangkal virus corona.

  1. Beberapa komponen dalam susu terbukti meningkatkan daya tahan tubuh

Menurut dr. Cut, gizi di dalam susu yang membuat daya tahan tubuh lebih optimal adalah protein dan antioksidan. Keduanya diibaratkan sebagai tentara dalam peperangan melawan infeksi virus.

Susu dan produk turunannya yang berasal dari sapi yang diberi makan rumput (grass-fed cow) merupakan sumber probiotik dan prebiotik. Komponen ini membantu meningkatkan kekebalan dan mendorong pertumbuhan bakteri baik di usus.

Perhatikan pula komponen lain dalam susu seperti vitamin A, B6, B12, D, serta asam lemak omega-3. Pastikan selalu mengecek tabel nutrisi sebelum membelinya, ya!

  1. Pilih susu dengan kadar natrium, kolesterol, dan lemak jenuh yang rendah

Walaupun susu terbukti bisa meningkatkan kekebalan tubuh, tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Lihat dulu jumlah kalori dalam satu kemasan susu tersebut dan sesuaikan dengan kebutuhanmu.

Kemudian, pastikan kadar natriumnya tidak terlalu tinggi. Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan 2.000 mg natrium per hari untuk orang dewasa. Terlalu banyak mengonsumsi natrium bisa menyebabkan tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan stroke.

Cek juga kandungan kolesterolnya di tabel nutrisi. American Heart Association (AHA) menyarankan agar asupan kolesterol tidak lebih dari 300 mg per hari. Begitu pula dengan lemak jenuh (saturated fat) yang maksimal hanya 16-22 gram per hari untuk orang yang diet 2.000 kalori, dilansir MedlinePlus.

  1. Tidak hanya susu, buah, sayur, dan rempah-rempah juga bisa meningkatkan imun!

Dokter Cut menegaskan bahwa mengatur pola makan adalah cara terbaik untuk meningkatkan imun. Jangan makan dengan prinsip “asal kenyang”, tapi pastikan makanan yang kita makan sehat dan gizinya seimbang.

Makanlah tiga kali sehari dengan karbohidrat kompleks seperti nasi merah. Lalu, setengah piringnya diisi dengan sayur. Untuk snacking alias ngemil, ganti gorengan atau keripik dengan buah segar. Jika malas mengunyah buah, bisa diolah menjadi jus atau smoothie.

“Antioksidan dalam tubuh pun meningkat dan cukup untuk memperkuat imunitas dalam melawan virus. Kandungan dalam sayur dan buah tidak kalah dengan vitamin yang kita konsumsi dalam bentuk suplementasi. Lebih baik, kita makan sehat dan seimbang dulu, baru vitamin sebagai penunjang,” ujar dr. Cut.

Berbanggalah menjadi orang Indonesia sebab kita punya beragam rempah-rempah untuk menambah imunitas. Contohnya adalah kunyit dan jahe yang memiliki kandungan curcumin dan antioksidan yang baik.

Dokter Cut menyarankan agar minuman kunyit dan jahe dibuat dan disaring sendiri. Boleh ditambahkan madu atau sedikit gula untuk memaniskan. Sebisa mungkin, batasi rempah-rempah dalam bentuk kemasan instan (bubuk siap seduh) dan lebih baik diolah sendiri dari rimpang segar. (*)

Editor: Yusva Alam

 

Bukan Junk Food, Berikut 5 Makanan Pereda Gangguan Kecemasan

Bukan Junk Food, Berikut 5 Makanan Pereda Gangguan Kecemasan

Bukan Junk Food, Berikut 5 Makanan Pereda Gangguan Kecemasan

Ilustrasi seseorang mengalami kecemasan atau anxiety (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Akurasi.id – Pernah merasa terbebani dengan hal-hal kecil yang terlalu kita pikirkan hingga muncul rasa kecemasan yang berlebihan? Kecemasan atau anxiety adalah hal normal dan sering kali sehat. Namun, bila kamu secara teratur merasakan tingkat kecemasan yang tidak proporsional, itu mungkin menjadi gangguan medis.

Anxiety adalah kondisi umum yang memengaruhi jutaan orang secara global. Gejalanya bervariasi dan beberapa orang hanya mengalaminya sesekali. Namun, bila mengalami gejala selama 6 bulan atau lebih, mungkin itu merupakan gangguan kecemasan umum atau generalized anxiety disorder (GAD).

Gejala GAD meliputi fisik dan mental, seperti:

  • Rasa takut
  • Ketegangan
  • Cemas berlebihan terhadap kejadian atau masalah sehari-hari
  • Iritabilitas atau lekas marah
  • Sulit konsentrasi
  • Masalah personal dengan hubungan sosial dan pekerjaan
  • Jantung berdebar, detak jantung meningkat
  • Ketegangan otot
  • Dada sesak

Dokter biasanya menangani GAD dengan kombinasi perawatan, teramasuk terapi, misalnya terapi perilaku kognitif, bersama dengan obat-obatan. Kadang, perawatan konvensional ini tidak bekerja dalam jangka waktu panjang. Meski demikian, beberapa penelitian menemukan bahwa nutrisi yang tepat dapat membantu memperbaiki gejala.

Dilansir dari idntimes.com, Selasa (06/07/2021) berikut ini adalah beberapa jenis makanan pereda gangguan kecemasan.

  1. Salmon

Ikan salmon mungkin dapat mengurangi kecemasan karena mengandung nutrisi yang meningkatkan kesehatan otak, termasuk vitamin D dan asam lemak omega-3 eicosapentaenoic acid (EPA) dan docosahexaenoic acid (DHA).

Menurut penelitian dalam jurnal Oxidative Medicine and Cellular Longevity tahun 2014, nutrisi tersebut dapat membantu mengatur neurotransmiter dopamin dan serotonin, yang dapat bersifat menenangkan dan bikin relaks.

Secara khusus, beberapa penelitian menyebut bahwa diet tinggi EPA dan DHA dikaitkan dengan tingkat kecemasan yang lebih rendah. Diyakini asam lemak ini dapat mengurangi peradangan dan mencegah disfungsi sel otak yang umum terjadi pada orang dengan kecemasan. Ini juga dapat mendukung kemampuan otak untuk beradaptasi dengan perubahan, memungkinkan kita untuk menangani stresor (pemicu stres) yang memicu gejala kecemasan dengan lebih baik.

Vitamin D, yang juga terkandung dalam ikan salmon, telah diteliti untuk efek positif dalam mengurangi anxiety dan gejala depresi. Studi metaanalisis dalam jurnal Depression and Anxiety tahun 2020 menunjukkan bahwa suplementasi vitamin D telah dihubungkan dengan tingkat gangguan mood negatif yang lebih rendah.

Studi lainnya dalam jurnal Nutrients tahun 2014 menemukan bahwa laki-laki yang makan ikan salmon Atlantik tiga kali dalam seminggu selama lima bulan melaporkan kecemasan yang lebih rendah daripada mereka yang makan daging ayam, babi, atau sapi. Lebih dari itu, partisipan studi mengalami perbaikan gejala yang berkaitan dengan kecemasan, seperti detak jantung dan variabilitas detak jantung.

Untuk mendapat manfaatnya secara optimal, kamu bisa menambahkan ikan salmon ke dalam pola makan sehat sebanyak 2-3 kali dalam seminggu.

  1. Chamomile

Banyak orang yang menggunakan teh chamomile atau kamomil sebagai obat herbal karena efek antiinflamasi, antibakteri, antioksidan, dan sifat relaksannya.

Beberapa orang yakin bahwa properti relaksan dan anti-anxiety datang dari flavonoid yang ada dalam teh chamomile. Sebuah penelitian dalam jurnal Phytomedicine tahun 2017 menemukan bahwa chamomile memang dapat mengurangi gejala anxiety. Namun, penelitian tersebut juga menyebut bahwa teh tersebut tidak mencegah episode kecemasan baru.

Akan tetapi, teh chamomile mungkin bisa bermanfaat untuk mengelola kecemasan. Teh ini mudah didapat di pasaran dan aman dikonsumsi dalam dosis tinggi.

  1. Dark chocolate

Dark chocolate mengandung flavonol, seperti epicatechin dan catechin, yang merupakan senyawa tumbuhan yang berperan sebagai antioksidan.

Beberapa penelitian, salah satunya dalam jurnal Frontiers of Nutrition tahun 2017, menunjukkan bahwa flavonol yang ditemukan dalam dark chocolate dapat bermanfaat bagi fungsi otak dan memiliki efek neuroprotektif. Secara khusus, flavonol dapat meningkatkan aliran darah ke otak dan meningkatkan jalur persinyalan sel. Efek ini memungkinkan kita untuk menyesuaikan diri lebih baik dengan situasi stres yang dapat menyebabkan kecemasan dan gangguan mood lainnya.

Menurut sebuah penelitian dalam jurnal Antioxidants & Redox Signaling tahun 2011, beberapa peneliti juga menemukan bahwa peran jenis cokelat ini untuk kesehatan otak sesimpel karena rasanya, yang mana bisa menenangkan bagi orang-orang dengan gangguan mood.

Tak cuma itu, dalam satu penelitian secara acak yang dipublikasikan dalam jurnal Nutrients tahun 2012, disebutkan bahwa individu yang mengonsumsi dark chocholate dua kali sehari selama dua minggu dilaporkan mengalami penurunan tingkat kecemasan secara cepat setelah memakannya. Efek ini berlanjut selama dua minggu, mengindikasikan bahwa efeknya mungkin tidak berkurang seiring waktu.

  1. Yoghurt

Yoghurt mengandung bakteri sehat, yaitu Lactobaccilus dan Bifidobacteria. Studi dalam Journal of Physiological Anthropology tahun 2014 membuktikan bahwa bakteri dan produk fermentasi ini memiliki efek positif pada kesehatan otak.

Menurut sebuah laporan dalam jurnal Critical Reviews in Food Science and Nutrition tahun 2017, yoghurt dan produk susu lainnya juga dapat menghasilkan efek antiinflamasi dalam tubuh. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa peradangan kronis mungkin ikut bertanggung jawab atas kecemasan, stres, dan depresi.

Studi dalam jurnal Psychiatry Research tahun 2015 menemukan bahwa makanan fermentasi mengurangi kecemasan sosial pada beberapa orang muda, sementara laporan dalam jurnal Clinical Psychopharmacology and Neuroscience tahun 2016 menemukan bahwa konsumsi bakteri sehat meningkatkan kebahagiaan pada beberapa orang.

Menambahkan yoghurt dan makanan fermentasi lainnya ke dalam pola makan sehat harian dapat bermanfaat bagi bakteri usus alami dan termasuk makanan pereda gangguan kecemasan dan stres.

  1. Teh hijau

Merujuk pada laporan dalam jurnal Nutritional Neuroscience tahun 2014, teh hijau mengandung asam amino yang disebut theanine, yang semakin dicermati karena efek potensialnya pada gangguan mood. Theanine memiliki efek anti-kecemasan dan menenangkan dan dapat meningkatkan produksi serotonin dan dopamin.

Sebuah tinjauan ilmiah dalam jurnal Current Pharmaceutical Design tahun 2017 menemukan bahwa 200 mg theanine dapat meningkatkan meningkatkan relaksasi dan ketenangan sekaligus mengurangi ketegangan dalam uji coba manusia.

Teh hijau sangat mudah untuk ditambahkan ke dalam pola makan sehari-hari. Minuman ini juga sangat cocok untuk menggantikan soft drinks, kopi, dan minuman beralkohol yang bisa berdampak buruk pada kecemasan.

Itulah beberapa makanan pereda gangguan kecemasan. Untuk mendapatkan manfaatnya dengan optimal, masukkan makanan dan minuman di atas ke dalam pola makan sehat bergizi seimbang, rutin olahraga, istirahat cukup, dan mampu mengelola stres dengan baik dengan melakukan me-time atau aktivitas positif lainnya. Bila rasa cemas tak kunjung hilang atau memburuk, pertimbangkan untuk menemui ahli kesehatan jiwa seperti psikolog atau psikiater agar mendapat bantuan yang dibutuhkan. (*)

Editor: Yusva Alam

 

 

Dicoba Ya! Ini 5 Trik PCR Cepat Negatif bagi Pasien Covid 19 Isoman

Dicoba Ya! Ini 5 Trik PCR Cepat Negatif bagi Pasien Covid 19 Isoman

Dicoba Ya! Ini 5 Trik PCR Cepat Negatif bagi Pasien Covid 19 Isoman

ilustrasi pasien COVID-19 yang isoman (muhealth.org)

Akurasi.id – Situasi pandemi COVID-19 Indonesia makin mengkhawatirkan. Adanya varian Delta (B.1.617.2) yang menular lebih cepat, lonjakan penambahan kasus harian, serta kewalahannya tenaga kesehatan dan berbagai fasilitas layanan kesehatan yang tak mampu menampung pasien membuat banyak kalangan yang meminta pemerintah segera menarik rem darurat.

Dengan rumah sakit yang kewalahan menampung pasien, akhirnya banyak mereka yang positif bergejala ringan disarankan untuk isolasi mandiri atau isoman selama 10 hari plus 3 hari tanpa gejala.

Mengenai hal ini ada seorang pengguna Twitter, dengan akun bernama @dr_mutan, yang membagikan trik PCR cepat negatif bagi orang-orang yang isoman supaya cepat negatif, dengan mencontohkan kasus kantor yang mensyaratkan hasil PCR negatif untuk bisa diterima kerja.

Diberi nama trik speed metabolism, seperti apa triknya dan apakah itu apakah benar-benar ampuh? Berikut ini faktanya!

  1. Perbanyak asupan protein

Saran pertama adalah untuk memperbanyak asupan protein. Menurut akun @dr_mutan, makanan kaya protein seperti telur, daging sapi, dan daging ayam bisa mendongkrak protein. Bagi para vegetarian, kacang-kacangan amat disarankan.

Dihubungi oleh IDN Times pada Selasa (29/6), dr. Virly Nanda Muzellina, SpPD membenarkannya. Terutama bagi para pasien COVID-19 isoman, dr. Virly amat menyarankan pola makan bergizi seimbang. Secara khusus, protein harus lebih ditingkatkan untuk memperbaiki gizi dan imunitas tubuh.

“Bisa diterima. Selama mengalami sakit apa pun, memang, makanan bergizi seimbang itu harus. Tetapi, protein harus diperbanyak,” ujar dr. Virly, dilansir dari idntimes, Senin (05/07/2021).

Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, guru besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, mengatakan bahwa selain protein, karbohidrat dan lemak pun harus cukup. Prinsip yang harus diingat adalah gizi seimbang dan protein yang cukup.

  1. Olahraga intensitas sedang

Selanjutnya, dr. Virly mengiyakan bahwa terlepas dari kondisi pasien COVID-19 saat isoman, olahraga tetap harus dan disesuaikan dengan kemampuan. Ia pun menganjurkan olahraga paling tidak 30 menit x 5 hari atau 150 menit/minggu.

Akan tetapi, jika pasien mengalami gejala sedang hingga berat/kronis hingga mengalami gejala sesak napas, maka olahraga harus dibatasi atau dihindari. Untuk pasien COVID-19 ringan dengan gejala demam atau batuk pilek, maka intensitas latihan seperti push-up atau sit-up dapat dikurangi.

“Terutama bagi pasien COVID-19 ringan atau OTG, tidak dianjurkan hanya bedrest. Harus tetap berolahraga karena dapat membantu healing. Bukan keringatnya yang dicari, melainkan pergerakan tubuhnya. Dengan begitu, sel tubuh pun aktif serta hormon dan zat baik pun diproduksi tubuh.”

Mengenai jalan santai, justru ternyata Prof. Ari amat menyarankannya. Bagi para pasien COVID-19, terutama gejala sedang hingga berat/kronis, olahraga intensitas berat malah akan memperburuk gejala hingga merenggut nyawa. Olahraga berat dapat mengakibatkan pembakaran dan aktivitas metabolisme berlebihan, sementara tubuh perlu istirahat.

“Banyak pasien COVID-19 yang memaksakan diri untuk berolahraga berat hingga memperburuk keadaan dan meninggal dunia. Mobilisasi dan latihan pernapasan boleh, tetapi tidak berat,” ujar Prof. Ari.

Selain push-up dan sit-up, stretching ringan di kamar pun juga sudah boleh. Latihan pernapasan seperti teknik mengambil napas dalam posisi tiduran tengkurap sambil mengangkat kepala amat membantu.

  1. Minum air cukup

Baik Prof. Ari dan dr. Virly setuju bahwa saran ini sudah seharusnya umum dilakukan baik bagi mereka yang sehat atau pasien COVID-19 yang isoman. Seperti yang kita tahu, 80 persen tubuh terdiri dari cairan. Selain itu, menjaga kadar cairan tetap cukup dapat menghindarkan pasien COVID-19 dari keluhan lain, seperti sembelit.

Profesor Ari menambahkan bahwa saat isoman, biasanya pasien COVID-19 tetap berada di kamar yang sejuk karena AC. Di saat inilah pasien COVID-19 harus menjaga kadar cairan tubuh.

“Berada di ruang AC, pasien COVID-19 perlu minum cukup,” ujar Prof. Ari.

  1. Tidur 8 jam

Profesor Ari membenarkan saran ini. Tubuh manusia 8 jam beristirahat dan 8 jam bekerja keras. Terutama saat sedang menderita COVID-19 hingga harus isoman, inilah kesempatan bagi tubuh untuk beristirahat demi menang melawan SARS-CoV-2.

“Tubuh pasien COVID-19 tengah bertempur dengan virus. Oleh karena itu, dengan beristirahat, ini dapat mempercepat regenerasi organ,” papar Prof. Ari.

Bagi dr. Virly pun, saran ini juga sudah umum, terlepas kena COVID-19 atau sehat. Dengan istirahat cukup tubuh pun dapat beristirahat sehingga terus sehat setiap hari.

“Mungkin, bagi mereka yang hidup di kota dengan gaya hidup sedentary, dan berpola hidup tidak sehat, saat stay at home atau isolasi mandiri, inilah saatnya untuk memperbaiki jam tidur. Dengan begitu, kita bisa sehat setiap hari,” ujar dr. Virly.

  1. Berjemur di bawah sinar matahari dan makan buah-buahan berwarna merah dan terang

Menurut Prof. Ari, pasien COVID-19 butuh asupan vitamin D dari berjemur di bawah matahari dan ruang terbuka serta dari asupan suplemen vitamin D 5.000 IU. Jika vitamin D rendah, pasien COVID-19 dapat mengalami komplikasi.

Selain berjemur, konsumsi buah-buahan berwarna juga amat disarankan. Bukan hanya buah-buahan yang disebut dalam utas tersebut, Prof. Ari mengatakan bahwa buah berwarna, seperti melon, mangga, atau pepaya, mengandung vitamin lengkap dan antioksidan.

Dokter Virly pun setuju. Bukan cuma saat terkena COVID-19, konsumsi buah berwarna juga amat disarankan. Vitamin C pada beberapa buah bekerja layaknya vitamin D, sehingga meningkatkan sistem imun.

“Daripada kita konsumsi vitamin dari obat, sebenarnya vitamin tersebut terkandung dalam buah-buahan. Mengonsumsi obat secara berlebihan dapat membahayakan,” dr. Virly menyarankan.

Kesimpulan: trik ini bukanlah hal yang baru, tetapi dapat membantu pasien COVID-19 isoman pulih

Baik Prof. Ari maupun dr. Virly mengatakan bahwa trik PCR cepat negatif  yang viral di Twitter tersebut bukanlah hal baru. Itu memang hal-hal yang seharusnya kita lakukan setiap hari, terlepas kita sehat atau terpapar COVID-19. Ini pun bisa membantu pasien yang isoman cepat pulih dan terhindar dari perburukan gejala atau komplikasi serius.

Masalah trik tes PCR cepat negatif, Prof. Ari menekankan bahwa tes PCR negatif COVID-19 hanyalah faktor pendukung. Garansi kesembuhan dari COVID-19 bukan semata-mata melihat tes PCR, melainkan dari kondisi pasien yang sudah pulih dari gejala atau belum.

“Negatif COVID-19 bukan murni hasil pemeriksaan PCR, melainkan pemeriksaan klinis… Jika setelah isoman gejala klinis membaik, berarti sudah kembali ke kondisi sedia kala,” tandas dr. Virly. (*)

Editor: Yusva Alam

 

Waspada! Ini 5 Alasan Kamu Tak Boleh Terlalu Sering Minum Es Teh

Waspada! Ini 5 Alasan Kamu Tak Boleh Terlalu Sering Minum Es Teh

Waspada! Ini 5 Alasan Kamu Tak Boleh Terlalu Sering Minum Es Teh

ilustrasi es teh manis (Pexels/Markus Spiske)

Akurasi.id – Siapa yang tak pernah minum es teh manis? Rasanya hampir kebanyakan orang pasti pernah mencoba minuman manis yang biasa disajikan dingin ini. Kesegaran dan cita rasanya memang banyak dicari, selain itu juga proses pembuatannya cepat dan tak membutuhkan banyak bahan.

Di balik kesegarannya, es teh manis ternyata memiliki risiko kesehatan bila mengonsumsinya terlalu sering. Dilansir dari idntimes.com, Jumat (02/06/2021) Beberapa risiko kesehatan berikut ini perlu kamu perhatikan agar berhenti minum es teh manis secara terus menerus.

  1. Risiko diabetes yang tinggi

Pada setiap porsi dari es teh manis ternyata menyimpan sekitar 33 gram gula di dalamnya. Jelas dengan kadar gulanya sudah dapat menaikan risiko diabetes pada orang yang mengonsumsinya. Untuk mensiasati hal tersebut, pengonsumsian es teh manis dapat dialihkan dengan menggunakan jenis gula yang aman untuk diabetes. Jenis-jenis tersebut seperti jenis gula stevia, erythritol, hingga xylithol.

  1. Meningkatkan gagal ginjal

Tak banyak yang tahu bahwa dalam setiap cangkir es teh manis ternyata terdapat asam oksalat. Kandungan tersebut yang nantinya dapat menumpuk pada ginjal bila mengonsumsi es teh manis dalam jangka waktu yang lama. Jika sudah seperti itu, maka akan mengganggu fungsi utama dari ginjal.

  1. Berat badan berlebih atau obesitas

Meski hanya sekadar minuman sederhana yang mudah dibuat di rumah, faktanya dalam secangkir es teh manis ternyata menyimpan sekitar 250 kalori di dalamnya. Jelas dengan kalori sebanyak itu dapat memicu obesitas bila dikonsumsi banyak dan dalam jangka waktu panjang. Perhatikan pengonsumsian es teh manis agar berat badanmu tak naik secara signifikan.

  1. Membuat sistem kardiovaskuler jadi memburuk

Kafein tak hanya dimiliki oleh kopi saja, faktanya dalam secangkir es teh manis ternyata menyimpan sekitar 47 mg kafein. Dengan jumlah kafein tersebut ternyata sudah dapat menganggu sistem kardiovaskularmu. Efek negatifnya bahkan bisa memicu gelisah atau gemetar karena kafein tersebut.

  1. Risiko stroke yang tinggi

Risiko stroke memang meningkat apabila kadar trigliserida yang ada cukup tinggi. Kadar tersebut bisa tinggi karena kandungan gula yang dikonsumsi. Oleh sebab itu, kamu benar-benar harus mengontrol jumlah gula khususnya yang berasal dari es teh manis. Pastikan untuk tidak mengonsumsi es teh manis dalam porsi yang banyak dan terlalu sering.

Segala sesuatu yang berlebihan tentunya akan memicu hal negatif setelahnya. Sama halnya dengan pengonsumsian es teh manis yang terlalu banyak dan terlalu sering. Kontrol porsi dan waktunya agar tetap kamu peroleh manfaatnya. Jangan sering-sering, ya! (*)

Editor: Yusva Alam

 

 

Terapkan dari Sekarang, 8 Kebiasaan Cegah Alzheimer

Terapkan dari Sekarang, 8 Kebiasaan Cegah Alzheimer

Terapkan dari Sekarang, 8 Kebiasaan Cegah Alzheimer

Seorang wanita tua sedang berinteraksi dengan wanita yang lebih muda (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Akurasi.id – Alzheimer merupakan penyakit progresif yang merusak sel otak yang bertanggung jawab pada kemampuan mengingat, berpikir, dan berkomunikasi. Penyakit ini menjadi penyebab paling umum dari demensia – gangguan kemampuan berpikir dan bersosial yang berdampak pada terganggunya aktivitas harian – dengan kontribusi sebesar 60-70% kasus. Umumnya, Alzheimer dialami oleh mereka yang berusia di atas 65 tahun.

Diperkirakan ada sekitar 44 juta orang di seluruh dunia yang hidup dengan penyakit Alzheimer. Menurut laporan, jumlah tersebut akan terus berlipat ganda setiap lima tahun.

Sejauh ini, penyebab Alzheimer masih belum diketahui secara jelas. Maka dari itu, belum ada obat dan cara yang pasti untuk menghindari kondisi ini. Walaupun demikian, para peneliti sepakat bahwa sejumlah kebiasaan dan pola hidup sehat berikut ini bisa membantu mengurangi risiko terkena Alzheimer.

Dilansir dari idntimes, Kamis (01/06/2021), berikut 8 kebiasaan cegah alzheimer.

  1. Menerapkan diet Mediterania

Diet Mediterania adalah pola makan sehat yang mengutamakan konsumsi sayuran segar, buah-buahan, minyak zaitun dan biji-bijian. Sumber makanan hewani seperti daging merah dan produk dairy sama sekali tidak dilarang, melainkan dikonsumsi dalam jumlah yang terbatas.

Selain membantu mencegah atau memperlambat perkembangan Alzheimer, diet ini juga bermanfaat untuk menurunkan risiko penyakit kronis lainnya, seperti penyakit jantung, diabetes, dan stroke.

  1. Rutin berolahraga

Rutin berolahraga sudah pasti menyumbang banyak manfaat kesehatan untuk tubuh, termasuk menurunkan risiko Alzheimer. Dalam hal ini, olahraga mampu meningkatkan aliran darah dan oksigen di otak yang membuat sel-sel otak lebih sehat.

Oleh karena itu, mulai jadikan olahraga sebagai salah satu kebiasaan baikmu. Cukup lakukan aktivitas fisik setidaknya 150 menit per minggu. Bersepeda, jogging, atau berjalan kaki cepat adalah beberapa opsi olahraga yang mudah untuk dilakukan.

  1. Aktif bersosialisasi 

Kalimat “Panjang umur orang yang menjaga silaturrahmi” memang ada benarnya. Hubungan sosial yang baik memberikan banyak dampak luar biasa, terutama bagi mental dan pikiran.

Berdasarkan hasil penelitian, hubungan sosial yang kuat dapat mengurangi risiko penurunan kognitif. Sebaliknya, hidup terisolasi dalam kesendirian menjadi sebagian faktor yang bisa memicu Alzheimer ataupun Dementia.

  1. Belajar hal baru

Menurunnya daya ingat dan kemampuan berpikir adalah gejala paling umum dari Alzheimer. Memberikan stimulasi kognitif adalah salah satu cara yang bisa dilakukan untuk terus mengaktifkan sel-sel otak. Latih kemampuan berpikirmu dengan membaca, belajar hal-hal baru, mengembangkan hobi, dan hal-hal bermanfaat lainnya.

  1. Tidur yang cukup

Kebiasaan lainnya yang tak kalah penting adalah tidur yang cukup dan berkualitas. Pastikan kamu bisa beristirahat selama 7 sampai 8 jam setiap malam.

Penelitian membuktikan bahwa tidur yang berkualitas dapat membersihkan beta-amyloid dari otak. Beta-amyloid adalah sisa metabolisme yang terdapat dalam cairan di antara sel-sel otak (neuron). Penumpukan beta amiloid bisa menghambat komunikasi antar neuron dan berkaitan dengan gangguan fungsi otak, termasuk penyakit Alzheimer.

  1. Hindari stres

Stres berat juga bisa menjadi salah satu faktor penyebab Alzheimer. Peneliti berpendapat bahwa stres yang berkepanjangan bisa mempengaruhi sistem imun pada otak. Hal ini berpotensi pada timbulnya gejala dementia.

Pastikan kesehatan mentalmu selalu terjaga. Meluangkan waktu untuk bersantai, tidur yang cukup, makan makanan bergizi, dan berpikir positif adalah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghindari stres.

  1. Berhenti merokok 

Apabila kamu seorang perokok, ada baiknya mulai berhenti dari sekarang. Racun yang terkandung dalam asap rokok dapat meningkatkan stres oksidatif dan peradangan, yang menurut penelitian, berkaitan dengan perkembangan penyakit Alzheimer. Tentu kamu tidak ingin dirimu dan orang di sekitarmu terkena dampak negatif dari kebiasaan buruk tersebut, bukan?

  1. Selalu gunakan seatbelt dan helm saat berkendara

Intinya, pastikan kepala terlindungi dari risiko benturan keras yang mungkin terjadi saat beraktivitas. Pasalnya, beberapa jenis cedera otak traumatis dapat meningkatkan risiko pengembangan Alzheimer atau jenis demensia lainnya di masa depan. Untuk menghindari risiko tersebut, salah satu yang bisa kamu lakukan adalah dengan mengunakan seat belt dan helm saat berkendara.

Itulah sejumlah kebiasaan yang dapat membantu menghindari risiko atau cegah terkena Alzheimer. Yuk, mari jaga kesehatan mulai dari sekarang agar tetap sehat di masa tua. (*)

Editor: Yusva Alam